Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan ekonomi Singapura akan mengalami kontraksi 6 persen tahun ini, meningkat dari perkiraan sebelumnya sebesar minus 5,8 persen menyusul kemerosotan ekonomi yang lebih buruk dari perkiraan pada kuartal kedua lalu.
Proyeksi ini dirilis dari survei triwulanan terbaru dari Monetary Authority of Singapore (MAS) yang dirilis pada Senin (7/9/2020). MAS melakukan survei terhadap 26 ekonom dan analis.
Para pengamat ekonomi sebelumnya memperkirakan penurunan 11,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal April hingga Juni, tetapi produk domestik bruto triwulanan resmi (PDB) menunjukkan penurunan 13,2 persen pada kuartal II/2020 di tengah permintaan eksternal yang tertekan dan lockdown yang memperluas penutupan bisnis di Singapura.
PDB kuartal kedua menandai kinerja kuartalan terburuk yang pernah ada di Singapura, tetapi itu bisa menjadi titik terendah bagi perekonomian. Pasalnya, ekonomi yang disurvei oleh MAS memperkirakan kontraksi yang lebih kecil sebesar 7,6 persen bisa terjadi pada kuartal ketiga.
Proyeksi untuk indikator utama ekonomi Singapura masih menunjukkan angka yang beragam.
Dikutip dari Channel News Asia, ekspektasi meningkat untuk industri seperti manufaktur - dengan perkiraan median pertumbuhan 2,3 persen - sedikit meningkat dari 2,2 persen pada survei terakhir. Untuk keuangan dan asuransi, perkiraan pertumbuhan sebesar 4,9 persen dibandingkan dengan sebelumnya 3,1 persen.
Baca Juga
Perdagangan grosir dan eceran diperkirakan menyusut sebesar minus 6,4 persen, meningkat separuh dari perkiraan yang minus 12,8 persen. Sementara itu, responden memperkirakan ekspor domestik non-minyak tumbuh 4,5 persen tahun ini, berlawanan dengan pertumbuhan datar yang diperkirakan sebelumnya.
Tetapi prakiraan untuk indikator lain tampak lebih suram, terutama untuk sektor konstruksi yang terpukul parah. Sektor ini diperkirakan mengalami kontraksi 23 persen, jauh lebih buruk daripada penurunan 11,4 persen yang diperkirakan sebelumnya.
Akomodasi dan layanan makanan diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 29,1 persen, memburuk dari perkiraan penurunan 26 persen dalam survei sebelumnya.
Konsumsi swasta terlihat turun 11,8 persen tahun ini, turun dari perkiraan terakhir penurunan 5,2 persen.
Adapun, angka pengangguran di Singapura diperkirakan sebesar 3,5 persen pada akhir 2020, turun tipis dari 3,6 persen dalam survei sebelumnya.