Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan bersiap untuk satu tahun lagi penerbitan obligasi karena pemerintah akan meningkatkan anggarannya sebesar 8,5 persen pada 2021.
Berdasarkan proposal anggarannya, An Il-whan, Wakil Menteri Kedua Kementerian Keuangan menyatakan pihaknya akan menerbitkan utang negara sebesar 172,9 triliun won (US$145,6 miliar) tahun depan.
Menurut pernyataan kementerian keuangan, dari total jumlah yang direncanakan untuk 2021, 63,2 triliun won diantaranya akan digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Ini berarti penerbitan baru bersih sebesar 109,7 triliun won.
Menurut pejabat Kemenkeu yang enggan disebutkan namanya, hingga 89,7 triliun won akan dikeluarkan sebagai utang pembiayaan defisit, sementara hingga US$1,5 miliar akan menjadi obligasi stabilisasi valuta asing.
Surat utang ini akan melampaui 167 triliun won yang direncanakan untuk 2020, sebagai dampak dari virus Corona yang memaksa pembuat kebijakan untuk menyusun tiga anggaran tambahan. Awalnya diperkirakan bahwa penerbitan tahun ini akan mencapai 130,2 triliun won.
"Ini adalah ukuran yang cukup besar. Tidak dapat dihindari bahwa obligasi melemah lebih jauh karena dampak ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan terus meningkat," kata Shin Earl, seorang analis pendapatan tetap di SK Securities Co., dilansir Bloomberg, Selasa (1/9/2020).
Baca Juga
Banjir pasokan yang datang ke pasar terbukti dalam kenaikan imbal hasil pada Agustus yang meningkat pesat minggu lalu ketika Gubernur Lee Ju-yeol mengurangi harapan bahwa Bank of Korea akan meningkatkan pembelian dalam waktu dekat.
Hasil obligasi 10 tahun negara naik untuk hari keenam sebesar 3 basis poin menjadi 1,54 persen hari ini.
Pemerintah akan menyerahkan RUU anggaran sebesar 555,8 triliun won ke parlemen pada Kamis pekan ini. Besaran akhir dari anggaran dan penjualan obligasi akan dirilis setelah persetujuan dari anggota parlemen Korea Selatan, yang diharapkan rilis akhir tahun ini.