Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya bisa meningkatkan jumlah tes PCR sampai 50.000 per pekan, karena untuk menekan angka penyebaran Covid-19, perlu dilakukan 3T atau test, tracing, dan treatment secara massif.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan bahwa saat ini Jabar baru bisa mencapai jumlah tes sekitar 25.000 per pekan karena keterbatasan alat tes.
“Selama new normal ini kita perbanyak testing PCR, testingnya sudah terbanyak kalau di luar Jakarta, kita ini paling banyak. Saya ingin PCR lebih dari 1 juta, tapi barangnya kan enggak ada, sekarang kapasitas yang ada di Jabar itu sedang mengejar target 50 ribu per minggu, baru kekejar 25 ribu per minggu,” ungkapnya dalam sebuah acara webinar, Sabtu (15/8/2020).
Dia meminta kepada Pemerintah Pusat agar membuka kesempatan bagi swasta untuk masuk sehingga kapasitas tes di Jabar dan dimanapun bisa ditingkatkan bayar per kali layanan.
“Tantangannya ini memperbanyak testing walaupun untuk ukuran jumlah kita sudah banyak. Di Jakarta bisa lebih fasilitas dan infrastrukturnya jauh lebih baik dan pemerintah pusat ada di sana jadi logistik PCR-nya paling mudah ke sana,” kata Gubernur Jawa Barat yang akrab disama Kang Emil itu.
Logistik ini masih mengemuka, sambil adaptasi dan kebiasaan baru, sambil ekonomi dibuka. Emil menyebutkan upaya terdepana agar perekonomian dan kesehatan tetap terjaga adalah dengan memaksimalkan testing sambil menggalakkan wajib memakai masker.
“[Pakai masker] itu berhasil di Jepang. Pakai masker itu bisa menurunkan penularan sampai 50 persen. Pakai masker itu kaya vaksin sebelum vaksin benerannya ada,” ungkap Emil.
Menurutnya, Jawa Barat tak kurang-kurang dalam berupaya serius mengatasi Covid-19 dengan berbagai cara dan inovasi.
“Kita satu-satunya yang bisa produksi alat perang [menghadapi Covid-19], masker berlimpah, APD sampai bisa ekspor, sekarang Biofarma bisa vaksin. Tapi nyatanya musuhnya ini di seluruh dunia belum ada yang menaklukan,” ujarnya.
Jadi, Kang Emil menyimpulkan, tidak pernah ada keputusan untuk menurunkan atau membatasi testing. Tes justru harus diperbanyak dan masif supaya diketahui virus ini banyak tersebar di mana, supaya bisa isolasi, dan lokalisasi.