Bisnis.com, JAKARTA - Bonus demografi yang diproyeksikan pada 2045 mendatang menjadi salah satu tantangan di sektor pendidikan saat ini.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
"Tantangan yang sangat perlu untuk diatasi yaitu akan hadirnya fase bonus demografi atau demografi deviden,"katanya dikutip dalam siaran resminya Senin (10/8/2020).
Menurut Menko PMK, mulai dari fase awal kehidupan anak sampai dengan fase pendidikan tinggi perlu dipersiapkan secara matang untuk mewujudkan bonus demografi yang produktif dan berkualitas sesuai Visi Indonesia Emas tahun 2045.
Penguatan fase pendidikan anak perlu dilakukan agar pembangunan manusia Indonesia bisa terhindar dari jebakan-jebakan yang bisa menggagalkannya. Tidak hanya pendidikan formal, tetapi pendidikan informal yakni pendidikan luar sekolah (PLS) juga harus dikuatkan.
"Jebakan utama di dunia pendidikan yang paling besar di tingkat SD SMP adalah drop out, itu masih sangat tinggi. Kemudian jebakan kedua adalah ketidak relevanan antara kebutuhan dan lulusan. Ini jadi tanggung jawab bagi akademisi PLS dalam menghasilkan inovasi," ujar Muhadjir.
Bagi Muhadjir, peranan pendidikan luar sekolah sangat penting. Pasalnya, sebagian besar waktu anak berada di luar sekolah, dan waktu di sekolah atau dalam kegiatan belajar mengajar formal sangat terbatas.
"Justru suasana di luar sekolah yang akan menentukan perkembangan anak-anak ketika di usia SD, SMP sampai beranjak ke SMA dan dalam menuju dunia kerja atau pendidikan lanjut,"kaatanya.