Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Longgarkan Peringatan Perjalanan bagi Warganya

Pemerintah AS mulai melonggarkan larangan perjalanan ke sejumlah negara meski masih banyak negara yang melarang warga AS berkunjung ke negeri tersebut.
Ilustrasi-Suasana di Bandara Internasional Los Angeles, 7 Juli 2020./Bloomberg-Patrick T. Fallon
Ilustrasi-Suasana di Bandara Internasional Los Angeles, 7 Juli 2020./Bloomberg-Patrick T. Fallon

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat melonggarkan peringatan larangan perjalanan bagi warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri. 

Semula, peringatan perjalanan atau travel advisory ke luar negeri itu diberlakukan pada Maret merespons merebaknya pandemi Corona.

Pelonggaran travel advisory diperkirakan hanya memberikan dampak terbatas karena banyak negara masih membatasi kedatangan warga Amerika mengingat tingginya kasus  infeksi di AS.

Kementerian Luar Negeri AS mengakhiri peringan perjalanan itu seiring membaiknya kondisi di beberapa negara dan potensi membaiknya kondisi di negara lain.

"Departemen memutuskan kembali ke sistem sebelumnya menyangkut peringatan perjalanan,” kata Departemen Luar Negeri dalam pernyataannya.

Keputusan tersebut membuat saham maskapai penerbangan AS mengalami peningkatan, Indeks Industri Maskapai Penerbangan S&P Supercomposite naik 1,9 persen pada penutupan bursa di New York. American Airlines Group Inc. memimpin kenaikan, diikuti oleh Allegiant Travel Co. dan Delta Air Lines Inc.

Presiden Donald Trump mendorong masyarakat untuk kembali ke aktivitas normal, mulai dari aktivitas sekolah hingga tempat kerja. Hal itu diperlukan untuk menghidupkan kembali perekonomian AS yang hancur karena pandemi.

Karen King, wakil asisten sekretaris Departemen Luar Negeri untuk layanan warga negara di luar negeri, mengatakan kepada wartawan bahwa "tidak ada tekanan."

Dia mengatakan keputusan untuk melonggarkan peringatan perjalanan dibuat dalam koordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Beberapa negara di Eropa, Afrika, dan Asia kini terdaftar di Level 3, untuk "mempertimbangkan kembali perjalanan", sementara Selandia Baru, yang pada dasarnya telah membasmi virus, terdaftar di Level 2, untuk "berhati-hatilah."

China, yang sebagian besar telah mengendalikan virus, masih terdaftar sebagai Level 4 - untuk "jangan bepergian" - karena "pembatasan perjalanan dan karantina," menurut situs web Departemen Luar Negeri.

Trump secara teratur menyerang Beijing karena gagal mencegah penyebaran apa yang dia sebut sebagai "virus China".

Departemen Luar Negeri menaikkan peringatan perjalanan global ke Level 4 pada 19 Maret, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika AS dan seluruh dunia berusaha mengendalikan virus.

Penyebaran Global

Pada bulan-bulan setelah itu, travel advisory AS tampak semakin tidak relevan karena virus terus menyebar dengan kecepatan yang lebih tinggi di AS daripada di banyak negara lain.

Larangan perjalanan yang diterapkan Eropa terhadap orang Amerika masih berlaku, dan perjalanan yang tidak penting ke Kanada sangat dibatasi. Negara lain mengharuskan orang Amerika untuk melakukan karantina pada saat kedatangan.

Secara global, ada lebih dari 18 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 700.000 kematian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. AS menyumbang sekitar seperempat kematian meskipun hanya memiliki 4 persen populasi dunia.

AS berada di peringkat keempat dunia dalam kasus kematian per 100.000 orang, di belakang Inggris, Peru dan Chili, menurut Universitas Johns Hopkins.

India baru-baru ini melampaui AS dalam laporannya tentang jumlah kasus virus Corona baru tertinggi per hari, kata Johns Hopkins.

Berbulan-bulan setelah pandemi, upaya AS untuk mengendalikan virus masih terhambat oleh penundaan dan kekurangan pengujian. Sementara Presiden Trump dan CDC telah menekankan pentingnya membuka kembali sekolah.

Banyak negara bagian dan wilayah di AS telah memulai proses pembukaan kembali sektor ekonomi, seperti Texas dan California.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper