Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MCCC: Masyarakat Patuh Gunakan Masker di Tempat Kerja dan Ibadah

Kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker berbeda antara mereka yang berada di tempat kerja dengan di tempat nongkrong atau bersosialisasi.
Ilustrasi-Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat saat menggelar razia masker, Selasa (21/7/2020)./ANTARA/HO-Satpol PP Jakarta Barat
Ilustrasi-Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat saat menggelar razia masker, Selasa (21/7/2020)./ANTARA/HO-Satpol PP Jakarta Barat

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Centre Pusat Agus Syamsudin menuturkan kepatuhan masyarakat ihwal penggunaan masker di tempat kerja dan ibadah terbilang tinggi yakni di atas 68 persen.

Angka itu diperoleh melalui survei yang dilakukan Muhammadiyah Covid-19 Command Centre (MCCC) kepada 1.036 responden dalam rentang waktu 18 hingga 22 Juli untuk mengukur tingkat kesadaran masyarakat menggunakan masker.

“Di perkantoran dan tempat ibadah itu lumayan cukup tinggi hampir di atas 70 persen yang sudah pakai masker,” kata Agus saat memberi keterangan secara daring, Jumat (7/8/2020).

Hanya saja, Agus mengatakaan, kesadaran menggunakan masker terbilang rendah di jalanan, pasar dan sejumlah tempat tongkrongan.

“Ini yang harus kita kampanyekan artinya mencoba membiasakan itu dengan pola secara langusng atau memberi pesan langsung kepada masyarakat yang belum menyadari hal itu,” kata dia.

Awal Agustus, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kampanye penerapan protokol kesehatan dilakukan bertahap.

Lebih lanjut, Presiden mengarahkan bahwa dalam dua minggu ke depan kampanye difokuskan pada pemakaian masker. Dua minggu setelahnya baru menjaga jarak dan seterusnya.

"Mungkin dalam dua minggu ini kita fokus kampanye mengenai pakai masker, nanti dua minggu berikut kampanye mengenai jaga jarak atau cuci tangan, tidak dicampur langsung urusan cuci tangan, urusan jaga jarak, urusan tidak berkerumun, dan pakai masker," ujarnya saat membuka Rapat Terbatas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (3/8/2020).

Kepala Negara beralasan masyarakat menengah ke bawah kesulitan menangkap pesan protokol kesehatan yang beragam secara bersamaan.

Jokowi meminta agar kampanye tersebut melibatkan PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Menurutnya, keberadaan PKK yang dekat dengan masyarakat bisa lebih efektif dalam menyampaikan pesan protokol kesehatan melalui kampanye door to door.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper