Bisnis.com, TEHERAN – Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak warganya agar memperhatikan protokol kesehatan dan menjaga jarak sosial menjelang perayaan keagamaan Iduladha.
Pernyataan tersebut dilatarbelakangi pernyataan pejabat kesehatan negara Timur Tengah itu bahwa terjadi lonjakan kasus di kota suci utama muslim syiah.
Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Iduladha pada 31 Juli. Tahun ini Arab Saudi membatasi jumlah jemaah haji domestik guna mencegah penyebaran virus corona.
Mayoritas warga Iran merupakan muslim syiah, yang juga merayakan upacara Ashura pada September.
"Mari jalankan perayaan mulia di masjid dan pusat-pusat keagamaan dengan mengikuti protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik," begitu permintaan presiden berusia 71 tahun itu.
"Mari jadikan penggunaan masker sebagai bagian dari peringatan Muharram," kata Ruhani, merujuk pada Ashura, 10 Muharram, yang menurut tradisi Islam Imam Hussein, cucu Rasulullah Muhammad SAW, terbunuh dalam bulan itu dalam pertempuran pada tahun 680.
Baca Juga
Salah satu ritual Iduladha adalah penyembelihan domba dan membagikannya kepada fakir miskin. Pejabat kesehatan Iran meminta agar daging kurban dikemas sebelum dibagikan kepada masyarakat.
Iraj Harirchi Tabrizi, Wakil Menteri Kesehatan Iran, mendesak masyarakat tidak mengunjungi kota suci Mashad, yang disebutnya mengalami lonjakan 300 persen kasus Covid-19 selama sebulan.
Hingga Sabtu (25/7/2020), total kasus positif Covid-19 di Iran mencapai 288.839 dengan 15.485 kematian, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Sida Sadat Lari.
Iran secara bertahap melonggarkan pembatasan Covid-19 sejak pertengahan April, tetapi pembatasan tersebut kembali diberlakukan di sebagian besar wilayah setelah terjadi lonjakan kasus. Pejabat di Ibu Kota Teheran memperpanjang penguncian hingga sepekan ke depan.