Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank global termasuk Citigroup dan UBS Group menangguhkan rencana kembali bekerja dari kantor (work from office/WFO) di Hong Kong setelah kota ini melaporkan rekor lebih dari 100 kasus baru Covid-19 secara harian.
Citigroup, yang sudah meminta 70 persen stafnya untuk bekerja dari rumah pekan lalu, kini meminta sebagian besar karyawan untuk melakukannya mulai Senin (20/7/2020), menurut memo internal yang diperoleh Bloomberg News.
JPMorgan Chase & Co. dan Goldman Sachs Group juga meminta pegawai mereka menjauhi kantor, sementara UBS memperkirakan sekitar 60 persen karyawan akan bekerja dari rumah, tiga kali lipat dari jumlah dua pekan lalu.
“Keselamatan staf dan klien kami adalah prioritas utama kami," ujar juru bicara Citigroup yang berbasis di Hong Kong James Griffiths, dilansir dari Bloomberg.
Hanya dalam dua pekan, kasus baru infeksi virus Corona dikonfirmasikan mencapai sekitar 500 kasus. Bangkitnya angka kasus secara agresif di kota ini terjadi setelah suatu periode ketika penduduk kembali ke kehidupan normal mereka.
Tingginya jumlah kasus yang tidak diketahui penyebabnya ini menunjukkan bahwa rantai penularan tersembunyi telah memburuk selama beberapa waktu.
Baca Juga
Pemerintah Hong Kong telah berupaya keras untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih ketat pascaperiode pelonggaran.
Penggunaan masker sekarang diwajibkan di ruang-ruang publik indoor dan di dalam transportasi umum, sementara pembatasan kegiatan restoran serta penutupan gimnasium dan bar diperpanjang hingga akhir Juli.
“Situasinya sangat parah dan tidak ada tanda-tanda kondisi itu terkendali. Untuk memerangi pandemi ini, saya mendesak warga untuk bersabar agar dapat menahannya [wabah],” tutur Pemimpin Hong Kong Carrie Lam.
Perkembangan tersebut menggarisbawahi tantangan bagi bank-bank global ketika mereka mencoba untuk melanjutkan operasi di beberapa bagian Asia di mana laju kasus baru telah melambat.
Bankir di pusat keuangan termasuk Shanghai dan Singapura perlahan-lahan kembali ke kantor mereka, berbeda dengan London dan New York di mana sebagian besar staf tetap bekerja dari rumah.
Pekan lalu, CEO Goldman Sachs Davis Solomon mengatakan Goldman telah menerapkan pembagian kerja dengan sebanyak 50 persen stafnya di Asia bekerja dari kantor.
“Di Inggris, angkanya adalah 15 persen, sementara di New York hanya sejumlah kecil yang kembali [bekerja dari kantor],” ungkap Solomon.
Goldman kini meminta semua karyawannya di Hong Kong untuk bekerja dari rumah kecuali untuk staf yang sangat dibutuhkan di kantor, dibandingkan dengan sekitar 50 persen pekan lalu dan nol persen bulan lalu, menurut juru bicara bank berbasis di New York ini.
Sementara itu, jumlah karyawan Barclays Plc. yang bekerja dari kantor di Hong Kong sebelum lonjakan kasus terbaru turun dari 60 persen menjadi di bawah 50 persen sejak pekan lalu.
HSBC Holdings dan Standard Chartered yang juga merupakan bank besar di Hong Kong, mendesak staf mereka untuk bekerja dari rumah pekan lalu mengingat lonjakan kasus virus yang ditularkan secara lokal.