Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

300 Karyawan di 3 Perusahaan di Semarang Terpapar Covid-19

Sebanyak 300 karyawan di tiga perusahaan bidang garmen, migas, dan BUMN di Kota Semarang dinyatakan positif tertular Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam./Antara
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam./Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Sebanyak 300 karyawan di tiga perusahaan bidang garmen, migas, dan BUMN di Kota Semarang dinyatakan positif tertular Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menyebut sedikitnya 300 orang terpapar Covid-19 di tiga perusahaan atau yang kini disebut klaster perusahaan.

Menurutnya, jumlah itu merupakan kasus di tiga perusahaan ditambah sebagiah hasil tracing atau penelusuran yang telah dilakukan. Pihak Dinkes masih terus melakukan tracing di tempat tinggal maupun lingkungan sekitar.

"Total dari perusahaan sekitar 300 orang. Itu dari tiga perusahaan dan sebagian hasil tracing," kata Hakam sapaan akrabnya Rabu (8/7/2020).

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, klaster dari 3 perusahaan tersebut cukup besar pengaruhnya terhadap penambahan kasus Covid-19 di Ibu Kota Jawa Tengah itu.

"Kita sampai 972 (kasus positif Covid-19), lonjakan industri dan pabrik sampai 33 persen," tegasnya.

Dia memang tidak menyebut detail nama perusahaan namun ada yang bidang garmen, migas, dan BUMN. Dia berharap protokol kesehatan diperketat termasuk saat jam istirahat dan makan. Hendi juga menyarakan ada bilik penyemprotan agar steril.

"Pabrik kan punya duit, siapkan chamber, pegawai masuk semprot steril, tempat makan yang jadi tempat penularan juga diatur. Teman patroli nanti arahkan ke situ," jelasnya.

Tracing dilakukan terkait klaster tersebut hingga ke lingkungan tempat tinggal. Untuk di lingkungan tempat tingga, Hendi berharap konsep Kampung Hebat Siaga Covid bisa dilaksanakan dengan baik.

"Kalau di lingkungan pakai Kampung Hebat Siaga Covid-19, kan mereka punya kemandriian swadaya penangaan Covid. Di pabrik, harus punya pengelolaan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid, jadi kita keroyok," ujar Hendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper