Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa telekomunikasi asal Amerika Serikat, T-Mobile US Inc., disebut-sebut telah menetapkan harga untuk kesepakatan penjualan saham bernilai sekitar US$20 juta oleh konglomerat Jepang, SoftBank Group Corp.
Menurut sumber terkait, T-Mobile membanderol sahamnya di harga US$103 per lembar. Dihitung-hitung, saham tersebut dijual dengan diskon hampir 4 persen dari harga US$107,16 pada penutupan perdagangan Selasa (23/6/2020). Adapun, saham perseroan telah menguat 37 persen sepanjang tahun ini.
Pada Senin (22/6/2020), perusahaan telah menyusun rencana untuk penjualan saham tetapi belum menetapkan harganya. Secara keseluruhan, hampir 200 juta saham milik SoftBank akan berpindah tangan, seperti dilansir dari Bloomberg.
SoftBank sendiri setuju untuk membayar T-Mobile senilai US$300 juta sebagai bagian dari transaksi itu serta akan menutupi semua biaya dan pengeluaran terkait dengan kesepakatan.
Perusahaan besutan taipan Masayoshi Son tersebut menjadi salah satu pemilik T-Mobile bersama perusahaan Jerman Deutsche Telekom setelah operator itu mengambil alih Sprint Corp. pada awal tahun ini dalam kesepakatan merger senilai US$26,5 miliar.
Kesepakatan penjualan saham tersebut sejalan dengan rencana SoftBank untuk menjual 5 persen saham di anak usahanya yang bergerak di bisnis wireless.
Keseluruhan rencana ini adalah upaya investor kakap Negeri Sakura itu untuk menghimpun US$42 miliar. SoftBank bertekad menggunakan dana yang diraupnya guna membiayai buyback saham dan membayar utang.
Son diketahui tengah menghadapi kerugian besar karena perusahaan investasinya, Vision Fund, mencatat penurunan nilai investasi setelah memberi suntikan modal ke sejumlah startup mulai dari WeWork hingga Uber Technologies yang tidak tumbuh seperti harapan.
SoftBank kini akan mengalihkan fokusnya ke aset-aset lain dalam portofolionya dan dapat melanjutkan rencana untuk menjual kepemilikan sahamnya di raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd.
“SoftBank perlu memperkuat cadangan kas,” ungkap perusahaan Jepang ini dalam sebuah pernyataan pada Selasa (23/6/2020), sembari mengakui adanya kekhawatiran atas gelombang baru penyebaran Covid-19.
Perusahaan dapat menginvestasikan dana yang dihimpunnya dalam aset-aset berkualitas tinggi sampai memiliki kemampuan untuk melakukan buyback atau mengurangi utang.