Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mukesh Ambani, Orang Asia Pertama di Daftar 10 Orang Paling Tajir Sedunia

Ketika ekonomi India berada di ambang kehancuran akibat pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19, perusahaan-perusahaan milik Ambani justru meningkat drastis.
Chairman dan Managing Director Reliance Industries Mukesh Ambani./Bloomberg
Chairman dan Managing Director Reliance Industries Mukesh Ambani./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Taipan asal India, Mukesh Ambani resmi masuk dalam jajaran 10 besar orang terkaya di dunia. Dia menjadi satu-satunya orang Asia yang bisa masuk dalam klub tersebut.

Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, aset kekayaan pria pendiri Reliance Industries Ltd. melonjak menjadi US$64,5 miliar. Ambani menyalip posisi Larry Ellison dari Oracle Corp. dan Francoise Bettencourt Meyers dari Prancis, wanita terkaya di dunia, untuk berada di posisi ke-9.

Ambani yang memiliki 42 persen saham di Reliance telah diuntungkan dari masuknya investasi ke unit digitalnya, Jio Platforms Ltd. Aliran investasi ini pun membuat Reliance bebas utang hingga Maret 2021.

Nilai saham taipan ini melesat dua kali lipat dari level yang rendah pada Maret 2020, sama seperti miliarder lainnya yang juga terdampak atas pandemi Covid-19. 

Ketika ekonomi India berada di ambang kehancuran akibat pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19, perusahaan-perusahaan milik Ambani justru meningkat drastis.

“Perusahaan-perusahaan Ambani [terutama perusahaan telekomunikasinya, Jio] telah meningkat signifikan dan kekayaan pribadinya pun tumbuh secara substansial,” kata pemimpin Centre for Economic Studies and Planning Jawahrlal Nehru University, Jayati Ghosh, dikutip Bloomberg, Sabtu (20/6/2020).

Terpacunya kekayaan taipan asal India saat ini terlihat sangat kontras dengan kondisi ekonomi India yang diprediksi bakal menuju resesi terburuk sepanjang masa. Kenyataan ini sekaligus menunjukkan luasnya jurang kesenjangan ekonomi di Indonesia dimana hanya 10 persen orang kaya menguasai lebih dari tiga perempat dari total kekayaan di negara ini dan sebagian besar kekayaan yang diciptakan hanya dimiliki oleh 1 persen populasi di India.

Ambani saat ini tinggal di mansion berlantai 27 di Mumbai yang disebut dengan Antilia. Kediamannya ini memiliki tiga atap dengan helipad, tempat parker untuk 168 mobil, bioskop dengan 50 kursi, ballroom dengan lampu Kristal, tiga lantai taman gantung yang terinspirasi dari Babylon, studio yoga, spa kesehatan, dan pusat kebugaran.

Saat harga minyak mentah menyebabkan ketidakpastian pada bisnis Reliance yang bergerak di bidang minyak dan bahan kimia, unit perusahaan lainnya yakni Jio berhasil menarik investasi hingga US miliar. Angka investasi ini lebih dari separuh jika dibandingkan investasi perusahaan telekomunikasi dunia pada tahun ini.

Ambani memulai bisnisnya pada awal 1980, ketika ayahnya Dhirubhai Ambani menyuruhnya untuk kembali ke India demi meneruskan bisnis konstruksi. Pria lulusan Stanford Business School ini berhasil meluaskan bisnisnya ke sektor tekstil, energi, dan kain.

Namun, kematian ayahnya pada 2002 yang tidak disertai pembagian kekayaan dengan jelas menimbulkan konflik antara dia dengan kakaknya, Anil.

Dalam perjanjian yang diinisiasi ibunya, kakak beradik tersebut setuju untuk membagi bisnisnya. Mukesh mengambil bisnis di sektor penyulingan minyak, petrokimia, minyak dan gas, serta tekstil. Sebaliknya, Anil menguasai bisnis telekomunikasi, manajemen aset, hiburan, dan pembangkit listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper