Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan rumah di Singapura tanpa diduga mampu melonjak pada bulan lalu di tengah penerapan lockdown.
Tampaknya, semakin banyak pembeli menjadi terbiasa untuk melihat-lihat real estat secara virtual di tengah lockdown yang diberlakukan guna menahan penyebaran Covid-19.
Dilansir Bloomberg, Senin (15/6/2020), Urban Redevelopment Authority melaporkan bahwa penjualan rumah baru melonjak 75 persen menjadi 486 unit pada Mei 2020.
Kendati jauh lebih tinggi dari raihan pada April sebanyak 277 unit, angka penjualan untuk Mei masih lebih rendah sekitar 50 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Menyusul angka yang mengecewakan pada April, para analis sebelumnya memperkirakan transaksi pada Mei akan terus menurun karena Kota Singa ini masih menjalani lockdown yang menyebabkan warga tetap tinggal di dalam rumah masing-masing.
Setelah lockdown selama dua bulan untuk membatasi penyebaran virus yang telah mendorong jumlah kasus infeksi di Singapura melampaui 40.000, pemerintah secara perlahan melonggarkan pembatasan mulai 2 Juni.
Baca Juga
Namun, showroom unit-unit rumah tetap ditutup dan calon pembeli masih tidak diizinkan untuk melihat secara langsung. Kondisi ini bisa berubah pada akhir bulan ini seiring dengan rencana para pemimpin kota membuka kembali aktivitas perekonomian.
Pemerintah telah memberi bantuan kepada para pengembang dengan memperpanjang periode durasi penjualan untuk unit-unit perumahan dan jadwal untuk proyek yang harus diselesaikan.
Teap saja, meskipun sebagian besar kegiatan dilanjutkan, para analis mengatakan jumlah pembeli rumah perlahan-lahan akan kembali terlihat flat karena pembatasan kapasitas publik. Pemulihan penjualan yang sesungguhnya kemungkinan baru terjadi mulai Juli mendatang.