Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Ingatkan 5 Hal Penting Menuju New Normal, Mulai dari Prakondisi Hingga Evaluasi

Secara umum Presiden mengingatkan lima hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan new normal pada sebuah daerah yang sebelumnya telah terpapar Covid-19.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan resmi terkait relaksasi PSBB di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/5/2020). - Biro Pers Media Istana.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan resmi terkait relaksasi PSBB di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/5/2020). - Biro Pers Media Istana.

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa penerapan tatanan hidup baru atau new normal pada sebuah daerah harus melalui tahapan-tahapan yang ketat. Relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jangan sampai menimbulkan kenaikan kasus baru di sebuah daerah.

Secara umum Presiden mengingatkan lima hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan new normal pada sebuah daerah yang sebelumnya telah terpapar Covid-19.

Pertama, perlu saya ingatkan perlunya prakondisi yang ketat, ini yang paling penting. Sosialisasi kepada masyarakat harus masif sehingga bagaimana penggunaan masker, mengenai jaga jarak, cuci tangan, jangan masuk kerumunan keramaian yang terlalu padat,” kata Presiden saat mengunjungi kantor BNPB, Rabu (10/6/2020).

Menurut Jokowi, apabila hal tersebut terus disampaikan kepada masyarakat dan diikuti dengan simulasi, maka tatanan normal baru dapat dilakukan dengan aman. Dalam hal ini, Presiden telah memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz untuk mengingatkan masyarakat soal disiplin protokol kesehatan.

Kedua, penentuan waktu penerapan new normal harus sangat tepat. Kalkulasi berdasarkan fakta dan data tidak boleh meleset.

“Jadi saya ingatkan juga pada daerah apabila sudah ingin memutuskan ke normal baru, bicarakan dulu dengan Gugus Tugas, datanya seperti apa, pergerakannya seperti apa, fakta-faktanyanya seperti apa, karena saya lihat data di sini ada semua,” kata Presiden.

Pemerintah daerah juga harus memastikan mampu melakukan pengujian yang masif. Begitu pula dengan kesiapan fasilitas kesehatan harus dapat dipastikan mampu menampung pasien Covid-19.

Ketiga, adalah masalah prioritas. Penerapan new normal tidak langsung diberlakukan kepada seluruh sektor dan aktivitas.

“Saya kira contoh-contoh beberapa daerah yang sudah melakukan akan kita evaluasi dan sangat bagus. Sebagai contoh persiapan pembukaan tempat ibadah dengan protokol kesehatan saya lihat bagus, sektor ekonomi yang penularannya rendah tapi memiliki dampak ekonomi yang tinggi didahulukan dan terutama sektor pertanian peternakan, perkebunan, perikanan indsutri manufaktor konstruksi, logistik, transportasi barang, perminyakan pertambangan,” jelas Presiden.

Keempat, konsolidasi pusat dan daerah harus diperkuat. Penerapan new normal harus melibatkan semua elemen masyarakat, sehingga semua dapat bersinergi dalam menyelesaikan tantangan terbesar tahun ini.

Terakhir, evaluasi setiap daerah harus dilakukan secara rutin. Kasus baru di suatu wilayah yang telah menurun jangan membuat pemerintah dan masyarakat lengah. Pasalnya, penyebaran virus sangat bersifat dinamis dan dalam perkembangan masih ada kemungkinan jumlah kasus baru yang kembali meningkat.

“Saya kira kita semua harus optimis bahwa tantangan yang kita hadapi bisa kita kendalikan dengan baik dengan harapan bisa kita bisa menyelesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga kita bisa beraktivitas kembali,” tutup Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper