Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Perkirakan Ekonomi AS Terkontraksi 6,1 persen di 2020

penurunan tajam pada pendapatan demostik bruto (PDB) AS tahun ini dimotori tingkat pengangguran yang melonjak.
Warga berjalan di sekitar Times Square saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020)./Antara/Reuters
Warga berjalan di sekitar Times Square saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat, kekuatan ekonomi terbesar di dunia, tahun ini diproyeksikan terkontraksi hingga 6,1 persen. Pada Januari lalu, Bank Dunia memprediksi ekonomi AS tumbuh 1,8 persen tahun ini.

Dalam paparannya, Bank Dunia menjelaskan penurunan tajam pada pendapatan demostik bruto (PDB) AS tahun ini dimotori tingkat pengangguran yang melonjak. Selain itu, sektor jasa dan pariwisata menunjukkan kejatuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Dibandingkan dengan krisis finansial 2008, tingkat pengangguran mingguan meningkat lebih tajam seiring produksi industri dan ritel yang juga anjlok lebih tajam," tulis Bank Dunia dalam laporan bertajuk Global Economic Prospects, dikutip Selasa (9/6/2020).

Sementara itu, jatuhnya harga minyak menekan investasi di sektor energi AS. Sejauh ini, Pemerintah AS telah menggelontorkan stimulus fiskal mendekati US$3 triliun, termasuk US$1 triliun pinjaman untuk perusahaan dan pemerintah daerah.

Pemulihan ekonomi pada 2021 diproyeksikan sebesar 4 persen, seiring dukungan kebijakan berskala besar mulai menunjukkan hasil dan mulai tumbuhnya konsumsi dan kepercayaan investor.

Di sisi moneter, Federal Reserve telah memangkas suku bunga hingga mendekati nol serta menerapkan kebijakan lain untuk menyeimbangkan sistem keuangan. Hal itu termasuk pembelian surat utang pemerintah, obligasi korporasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper