Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EasyJet Berencana Pangkas 30 Persen Tenaga Kerja

Maskapai berbiaya redah terbesar kedua di Eropa ini memiliki sekitar 15.000 karyawan.
Pesawat easyJet/easyjetcom/yus
Pesawat easyJet/easyjetcom/yus

Bisnis.com, JAKARTA – EasyJet Plc akan memangkas sekitar 30 persen tenaga kerja untuk mengatasi tekanan permintaan jangka panjang akibat virus corona.

Maskapai berbiaya redah terbesar kedua di Eropa ini memulai konsultasi dengan karyawan mengenai pemotongan ini dalam beberapa hari mendatang. Perusahaan yang berbasis di Luton, Inggris, ini memiliki sekitar 15.000 karyawan.

EasyJet memangkas biaya dalam persiapan untuk kembali melayani pasar perjalanan Eropa yang sangat tertekan oleh pandemi.

Tak hanya EasyJet, perusahaan lainnya seperti British Airways dan Ryanair Holdings Plc juga berencana mengurangi lapangan kerja. SAS AB mengatakan pada Kamis (28/5/2020) akan memangkas 5.000 tenaga kerja dan mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan negara.

Sementara itu, Norwegian Air Shuttle ASA mengatakan akan kehabisan uang tunai pada kuartal ketiga. Adapun Deutsche Lufthansa AG telah berjuang selama berminggu-minggu untuk mendapatkan bailout senilai US$10 miliar.

"Kami harus mempertimbangkan keputusan yang sangat sulit," kata Chief Executive Officer EasyJet, Johan Lundgren, dalam rilisnya, seperti dikutip Bloomberg.

Lundgren memperkirakan pemulihan dari Covid-19 hanya akan kembali ke level taun 2019 dalam waktu sekitar tiga tahun mendatang. Maskapai ini akan mengoperasikan 51 pesawat lebih sedikit dari yang direncanakan pada akhir 2021.

Penerbangan akan dilanjutkan pada 15 Juni dengan beberapa rute, terutama di Inggris dan Prancis. Kapasitas diperkirakan turun 30 persen pada tingkat biasa di kuartal fiskal keempat dan meskipun pemesanan pada musim dingin lebih tinggi dari tahun lalu, itu sebagian karena orang mengubah tanggal penerbangan.

EasyJet juga menunda pembelian 24 pesawat untuk mengurangi pengeluaran jangka pendek senilai lebih dari 1 miliar pound (US$1,2 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper