Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Euforia Data Vaksin Memudar, Saham Moderna Anjlok

Saham Moderna Inc. anjlok dari level tertinggi sepanjang masa karena investor menimbang data awal dari studi vaksin virus corona yang dilakukan perusahaan serta rencana divestasi saham senilai US$1,3 miliar yang diumumkan Senin.
Moderna./Bloomberg
Moderna./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Saham Moderna Inc. anjlok dari level tertinggi sepanjang masa karena investor menimbang data awal dari studi vaksin virus corona yang dilakukan perusahaan serta rencana divestasi saham senilai US$1,3 miliar yang diumumkan Senin.

Saham mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin lalu (18/5/2020), dan menjadi pendorong utama indeks, setelah perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts ini merilis data awal dari studi vaksin virus corona.

Penelitian menunjukkan bahwa pengujian vaksin terbukti aman. Penilitian juga berisi data dari delapan pasien yang menunjukkan bahwa respons imun yang positif, yang menjadi tanda efektifitas memerangi virus dalam tes yang lebih luas.

Mengingat jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai 4,9 juta kasus hingga saat ini, dengan lebih dari 320.000 kematian, data studi yang cenderung minim tersebut menjadi secercah harapan, dan cukup untuk mengongkrak valuasi saham Moderna.

Setelah melonjak 20 persen menjadi US$80 per saham, perusahaan mengumumkan rencana divestasi 17,6 juta saham dengan harga US$76. Pada hari Selasa (19/5), Moderna ditutup turun 10 persen ke level US$71,67 per saham.

Penurunan harga saham dimulai ketika perdagangan dibuka dan terus tertekan menyusul laporan dari publikasi kesehatan Stat yang menyoroti minimnya data dari studi vaksn tersebut.

Stat mengutip kurangnya siaran pers dari Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular yang menjadi mitra Moderna dalam pengembangan vaksin dan mengatakan Moderna tidak merilis informasi yang diperlukan untuk menginterpretasikan datanya.

Publikasi ini juga mengutip para ahli yang mengatakan mereka menunggu lebih banyak data dari perusahaan sebelum menarik kesimpulan.

Seorang analis Wall Street mengangkat keraguan mengenai studi vaksin yang disebut mRNA-1273 ini, namun masih menaikkan target harga saham dari US$80 menjadi US$112 per saham.

“Kami masih belum tahu apakah mRNA-1273 sebenarnya melindungi terhadap infeksi virus corona pada manusia,” kata George Farmer dari BMO Capital Markets, seperti dikutip Bloomberg.

 

Data Moderna

Vaksin dianggap sebagai langkah penting untuk mendukung langkah-langkah pelonggaran pembatasan dan pembukaan kembali perekonmian di seluruh dunia. Pandemi ini telah memacu perlombaan global oleh produsen obat, lembaga akademis,, dan pemerintah untuk menemukan vaksin.

Dalam tes fase pertama Moderna, para peneliti melihat sampel darah dari subjek tes dan apakah vaksin membantu menghasilkan antibodi yang secara teoritis dapat melawan infeksi.

Para peneliti menemukan bahwa pada dua tingkat dosis yang lebih rendah yang digunakan dalam penelitian ini, tingkat antibodi yang ditemukan setelah mendapatkan suntikan kedua vaksin itu sama dengan atau melebihi tingkat antibodi yang ditemukan pada pasien yang telah pulih dari virus.

Dari 25 orang yang mendapat salah satu dari dua dosis kecil yang digunakan dalam penelitian ini, para peneliti melaporkan bahwa kadar antibodi sama atau melebihi tingkat antibodi yang ditemukan pada pasien yang telah pulih dari virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper