Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Harga Rumah di China Berakselerasi pada April

Dilansir dari Bloomberg, Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat harga rumah baru di 70 kota besar, yang tidak termasuk perumahan yang disubsidi negara, naik 0,42 persen pada bulan April.
Sejumlah warga memakai masker saat berjalan menuju stasiun bawah tanah kereta subway di Kota Beijing, China, Selasa (21/1/2020). Wabah virus corona seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menyebar di China dan mencapai tiga negara Asia lainnya, disebut-sebut bisa menular dari manusia ke manusia./Reuters
Sejumlah warga memakai masker saat berjalan menuju stasiun bawah tanah kereta subway di Kota Beijing, China, Selasa (21/1/2020). Wabah virus corona seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menyebar di China dan mencapai tiga negara Asia lainnya, disebut-sebut bisa menular dari manusia ke manusia./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan harga rumah China meningkat pada bulan April, didorong oleh pelonggaran kredit bank sentral yang sangat dibutuhkan oleh pasar properti untuk keluar dari tekanan akibat virus corona.

Dilansir dari Bloomberg, Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat harga rumah baru di 70 kota besar, yang tidak termasuk perumahan yang disubsidi negara, naik 0,42 persen pada bulan April.

Kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Maret yang mencatat kenaikan 0,13 persen. Sementara itu, harga di pasar sekunder, yang bebas dari intervensi pemerintah, naik 0,22 persen bulan lalu setelah naik hanya 0,05 persen pada Maret.

Pertumbuhan ini juga menegaskan bahwa pasar properti China terus pulih setelah aktivitas ekonomi di Negeri Panda tersebut berangsur pulih ke level normal lockdown dan pembatasan perjalanan membuat ekonomi tertatih-tatih di kuartal pertama.

Data yang dirilis Jumat lalu (16/5/2020), menunjukkan penjualan perumahan hampir pulih ke level tahun sebelumnya di bulan April

Bank sentral telah memangkas biaya pendanaan untuk bank, menjamin likuiditas untuk industri yang terkena virus, dan menurunkan persyaratan buffer bank agar mereka dapat menyalurkan pinjaman lebih banyak.

Meskipun sebagian besar langkah pelonggaran tidak menargetkan sektor properti secara langsung, pembeli memperkirakan biaya KPR menurun lebih karena suku bunga dasar kredit telah berkurang dua kali tahun ini

"Kredit yang relatif berlimpah adalah berita baik terbesar di pasar properti," kata Yang Kewei, direktur riset di China Real Estate Information Corp, seperti dikutip Bloomberg.

"Bahkan jika kebijakan tersebut hanya sedikit berdampak terhadap pasar real estat, itu akan memotivasi para pembeli dan meningkatkan daya beli mereka,,” lanjutnya.

Kongres Rakyat Nasional yang dimulai hari Jumat diperkirakan menetapkan kebijakan properti pemerintah untuk sisa tahun ini.

Sementara itu, surat kabar pemerintah melaporkan bahwa dampak ekonomi yang disebabkan oleh virus corona tidak akan mengubah sumpah Presiden Xi Jinping bahwa rumah bukan alat spekulasi, melainkan untuk tempat tinggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper