Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 juga berdampak pada kesehatan mental para wartawan. Sebanyak 45,92 persen wartawan mengalami gejala depresi dan 57,14 persen wartawan mengalami kejenuhan.
Hal tersebut terungkap dalam hasil monitoring dampak pandemi Covid-19 terhadap situasi psikososial profesi wartawan yang dilakukan oleh Center for Economics and Development Studies (CEDS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
"Terdapat 45,92 persen wartawan yang memiliki gejala depresif. Jauh lebih tinggi dari tenaga kesehatan yaitu 28 persen," tulis laporan hasil monitoring CEDS FEB Unpad tersebut, Sabtu (16/5/2020).
Tim Peneliti CEDS FEB Unpad juga mencatat wartawan yang masih keluar rumah untuk meliput berita lebih banyak mengalami gejala depresif yaitu 26,53 persen.
Dimana kelompok ini memiliki peluang 1,65 kali mengalami gejala depresif dibandingkan wartawan yang tidak keluar rumah untuk meliput berita.
Selain itu, hasil survei tersebut juga mengungkapkan terdapat 57,14 persen wartawan yang mengalami kejenuhan umum.
Namun, bagi wartawan yang tidak keluar rumah untuk meliput berita lebih banyak mengalami kejenuhan yaitu sebanyak 33,67 persen. Kelompok ini memiliki peluang 2,58 kali mengalami kejenuhan dibandingkan wartawan yang keluar rumah untuk meliput berita.
Dalam kajian ini, tim CEDS Unpad merupakan kerja sama antara Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Survei dilakukan pada 98 responden wartawan yang mayoritas yaitu 84,7 persen berlokasi di Pulau Jawa. Adapun pengumpulan data dilakukan secara daring pada 2-10 April 2020.
Peneliti dari CEDS FEB Unpad Riki Relaksana mengatakan survei dilakukan setelah satu bulan adanya kasus pertama Covid-19.
"Diperlukan monitoring terus-menerus untuk memantau perkembangan kesehatan mental para wartawan dan profesi lain yang terdampak," ujar Riki kepada Bisnis, Sabtu (16/5/2020).