Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Stimulus US$60 Miliar Tak Cukup Selamatkan Ekonomi Italia

Paket stimulus kedua disiapkan untuk memperkuat ekonomi pascapenerapan karantina wilayah
Seorang pria menyemprotkan disinfektan untuk mematikan virus corona di kota air Venesia, Italia./Bloomberg
Seorang pria menyemprotkan disinfektan untuk mematikan virus corona di kota air Venesia, Italia./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA— Italia bakal merilis paket stimulus kedua dengan nilai 55 miliar euro atau setara US$60 miliar. Namun, angka tersebut masih belum cukup untuk menyelamatkan ekonomi.

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/5/2020), Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan paket stimulus fokus pada likuiditas untuk bisnis dan bantuan bagi keluarga yang terdampak pandemi akibat karantina wilayah lebih dari dua bulan.

Adapun, sebelumnya, Italia telah menggelontorkan paket stimulus penyelamatan ekonomi senilai 25 miliar euro pada Maret.

Komisi Eropa memproyeksikan bahwa ekonomi Italia akan turun 9,5 persen tahun ini sedangkan Bloomberg Economics mencatat proyeksi kontraksi 13 persen.

Dengan menurunnya pendapatan pajak dan kebutuhan mendesak untuk memberikan rangsangan, utang jumbo pemerintah akan naik hingga 150 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Ekonom Wilayah Eropa Bloomberg Economics, David Powell mengatakan dana yang digelontorkan Italia untuk melindungi ekonominya akibat pandemi virus corona masih tak cukup. Penundaan penyaluran akan memperparah kondisi ekonomi Italia.

“Perusahaan akan bangkrut, pekerjaan hilang dan kerusakan akan sulit untuk dipulihkan,” katanya.

Seperti diketahui, koalisi Conte berakibat pada penundaan penyaluran paket rangsangan ekonomi yang sebelumnya disebut dekrit April. Pada dekrit tersebut diatur tentang rangsangan bagi kelas masyarakat berpendapatan menengah dan rendah masing-masing senilai 500 euro termasuk 210 juta euro bagi industri percetakan.

Terlepas dari ukuran bantuannya, masalah penyelamatan bisnis terletak pada seberapa cepat penyalurannya. Pemerintah dan perbankan saling menyalahkan atas lambannya distribusi bantuan likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper