Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memprediksi gelombang kepulangan pekerja migran Indonesia (PMI) akan mencapai puncak pada periode Mei –Juni 2020.
“Untuk Mei - Juni 2020, prediksi gelombang kepulangan akan meningkat di mana 34.330 PMI karena berakhir masa kontrak kerja,” kata Benny Rhamdani, Kepala BP2MI, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu (9/5/2020).
Dia memperinci, salah satu sumber kepulangan PMI tersebut berasal dari negara penempatan Malaysia yakni sebesar 13.074 orang.
Menurutnya, selain karena berakhirnya masa kontrak kerja, kepulangan ini juga akibat maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan yang bangkrut di berbagai negara. Hal ini berdampak serius kepada para pekerja migran.
“Banyak negara yang berat akibat Covid-19, sehingga terhentinya kegiatan ekonomi yang membuat perusahaan bangkrut dan menyebabkan pekerja migran di-PHK,” tuturnya.
BP2MI, kata dia, merespon dengan cepat dengan membentuk satuan tugas (satgas) percepatan penanganan Covid dan kekuatannya ditambah dari 75 perseonel jadi 120 orang petugas yang ditempatkan di pelabuhan dan bandara.
Selain itu, BP2MI juga melayani sampai ke kampung halaman, membentuk crisis center 08001000 untuk dalam negeri dengan petugas yang bekerja 24 jam untuk terima laporan dan pengaduan dari PMI.
“Kami tegaskan BP2MI memfasilitasi 126.742 kepulangan pekerja migran ke tanah air. Dari jumlah tersebut yang difasilitasi, sebanyak 33.434 PMI yang kepulangan mandiri, 17.884 yang difasilitasi BP2MI, 75.424 yang penanganannya di bawah gugus tugas nasional,” ujarnya.
Dari jumlah itu, PMI yang bekerja di kapal pesiar sebanyak 9.553 orang, sementara yang pulang lewat Tanjung Pinang sebanyak 30.649, Entikong 22.474 orang, yang lewat Lulukan 296 PMI.
“Mereka berasal dari 83 negara penempatan.”