Bisnis.com, JAKARTA - Penyiar lokal NHK melaporkan bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan memperpanjang status darurat nasional terkait wabah virus Corona atau Covid-19 hingga 31 Mei.
Sayangnya, laporan mengenai perpanjangan status darurat nasional di Jepang ini tidak menyebutkan dari mana informasi tersebut di dapat.
Dilansir melalui Bloomberg, sejak Kamis (30/4/2020), Abe telah memberi sinyal bahwa akan sulit untuk mencabut status darurat pada 6 Mei mendatang seperti rencana awal, karena sistem kesehatan yang belum siap untuk beroperasi seperti biasa.
"Akan sulit untuk kembali ke kehidupan kita sebelumnya pada 7 Mei, kita harus bersiap untuk pertempuran panjang," ujar Abe sepeti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (3/5/2020).
Dia mengatakan akan berkonsultasi dengan para ahli tentang perpanjangan dan mengumumkannya terlebih dahulu untuk memberikan waktu persiapan.
Perpanjangan itu berarti para gubernur regional, yang sebagian besar mendukung langkah-langkah ini, akan terus diberdayakan guna mengarahkan penutupan bisnis sementara dan mendesak warga agar tetap tinggal di rumah.
Baca Juga
Sementara itu, jumlah kasus baru virus Corona yang dikonfirmasi di ekonomi terbesar ketiga di dunia ini bergerak dalam tren menurun, meningkatkan harapan bahwa upaya pemerintah telah berdampak positif.
Para ahli telah memperingatkan risiko jika membiarkan relaksasi kebijakan terlalu cepat, sementara itu akses tes virus yang terbatas membuatnya sulit untuk menilai skala infeksi yang sebenarnya.
Jepang memiliki sekitar 14.800 kasus Covid-19 sampai dengan Minggu (3/5/2020), penghitungan resmi terendah di antara negara-negara G7 lainnya.
Tokyo merupakan wilayah yang paling terpukul di negara itu, mengumumkan 46 kasus baru pada 30 April 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan puncaknya dengan penambahan 201 kasus pada dua pekan sebelumnya. Lebih dari 4.000 orang telah terinfeksi virus Corona di wilayah Ibu Kota.