Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Austria Kurangi Pajak Pekerja, Genjot Perusahaan Multinasional

Austria, yang sekarang melonggarkan karantina untuk virus corona, akan memastikan para pekerja kunci membayar pajak lebih sedikit.
Kanselir Austria Sebastian Kurz/Reuters
Kanselir Austria Sebastian Kurz/Reuters

Bisnis.com, WINA – Austria, yang sekarang melonggarkan karantina untuk virus corona, akan memastikan para pekerja kunci membayar pajak lebih sedikit, kata Kanselir Sebastian Kurz dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin (27/4/2020).

Kurz mengatakan sebaliknya perusahaan multinasional harus membayar pajak lebih karena Austria berupaya mempercepat kebangkitan ekonomi.

Pemerintahan Kanselir Kurz telah menjanjikan bantuan hingga 38 miliar euro (setara Rp639,75 kuadriliun), atau sekitar 10 persen dari hasil ekonomi tahun lalu, untuk menjaga perusahaan-perusahaan bertahan dan mencegah pemutusan hubungan kerja selama pandemi virus corona.

Berbicara pada peringatan 75 tahun pendirian Republik Kedua Austria pada hari-hari terakhir Perang Dunia II, Kurz mengatakan lebih dari 14 miliar euro (setara Rp235,69 kuadriliun) telah dibayarkan dan dia mengisyaratkan langkah-langkah fiskal tambahan yang akan datang.

"Apakah pekerja perawatan, pasukan keamanan, karyawan supermarket atau banyak lainnya - siapa pun yang bekerja keras harus memiliki lebih banyak uang di kantong mereka pada masa depan. Itu adalah masalah keadilan sosial, tetapi pada saat-saat seperti ini juga diperlukan untuk merangsang konsumsi domestik," kata Kurz.

Selain berjanji untuk mengejar rencana memotong pajak bagi para pekerja berpendapatan rendah dan menengah, Kurz mengatakan dia juga akan menekan perusahaan multinasional untuk membayar lebih banyak pajak.

Austria sudah menerapkan pajak digital sebesar lima persen terhadap pendapatan iklan digital perusahaan besar internasional, yang ditujukan untuk menargetkan perusahaan raksasa internet, seperti Google dan Facebook.

"Di tingkat nasional dan Eropa, kami akan berjuang melawan semua bentuk penggelapan pajak dan praktik pajak yang tidak adil dari perusahaan besar, karena setiap orang harus membayar bagian yang adil, terutama pada saat seperti ini," ujar Kurz.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper