Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Babak Belur Sektor Industri China Usai Lewati Puncak Pandemi Covid-19

Meski sudah melalui puncak corona, sektor industri China belum pulih karena permintaan global masih rendah.
Kantor China Mobile / Bloomberg
Kantor China Mobile / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Puncak persebaran virus corona SARS-CoV-2 di China boleh saja diklaim sudah lewat. Namun, pukulan telak akibat pandemi global itu masih terasa betul di Negeri Panda, terutama di sektor industri.

Laporan terbaru Badan Statistik Nasional China menyebut keuntungan Industri mereka di bulan Maret berada di angka 370,66 miliar yuan (setara 52,43 miliar dolar AS). Capaian ini mengalami kemerosotan 34,9 persen dibanding keuntungan industri periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).

Bila dibandingkan statistik pada bulan Januari-Februari 2020 yang turun 38,3 persen secara yoy, keuntungan industri China pada bulan Maret memang lebih baik. Namun, peningkatan ini termasuk dalam kategori rendah.

"[Penurunan] ini terjadi karena permintaan pasar belum sepenuhnya pulih. Di sisi lain produk jumlahnya mulai naik, sehingga terjadi penurunan harga dan beban biaya produksi terasa semakin tinggi. Itu salah satu penyebabnya," ucap juru bicara Badan Statistik China, Zhang Weihua seperti diwartakan Bloomberg, Senin (27/4/2020).

Bila capaian keuntungan industri dihitung penuh, pada kuartal I terjadi penurunan sebesar 36,7 persen. Penurunan besar rata-rata muncul dari perusahaan milik negara (45,5 persen), sedangkan penurunan perusahaan swasta berada di angka rata-rata 29,5 persen.

Lebih lanjut, Zhang Nan masih meyakini kondisi akan terus membaik. Namun, dia juga mengultimatum bahwa semua butuh proses panjang.

Musababnya, kendati kondisi China membaik, negara-negara lain di dunia masih berkutat dengan puncak persebaran corona. Faktor ini pada akhirnya menyebabkan permintaan luar negeri belum normal, sehingga China hanya bisa berharap besar dari permintaan dalam negeri.

"Keuntungan industri, saya rasa, masih akan bergantung dari domestik. Tentu saja, di China pun sebenarnya kondisi belum sesuai harapan," sambungnya.

Secara terpisah, sebelumnya Presiden Xi Jinping mengatakan China akan fokus meningkatkan investasi di sektor industri tradisional. Di antaranya seperti transportasi dan energi, serta perbaikan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper