Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman, Kakak Soe Hok Gie, Meninggal Dunia

Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman meninggal dunia hari ini. Kakak dari almarhum Soe Hok Goe itu dikenal sebagai pemikir yang tak takut berhadapan dengan rezim. Perlawanan yang dilakukan Arief Budiman, bersama kawan-kawannya, membuat dia menjadi salah satu tokoh penting di era perlawanan terhadap opresi kekuasaan.
Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman meninggal dunia hari ini. Kakak dari almarhum Soe Hok Goe ini dikenal sebagai pemikir yang tak takut berhadapan dengan rezim./sosiologi79.blogspot.com
Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman meninggal dunia hari ini. Kakak dari almarhum Soe Hok Goe ini dikenal sebagai pemikir yang tak takut berhadapan dengan rezim./sosiologi79.blogspot.com

Bisnis.com, JAKARTA - Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman meninggal dunia hari ini. Kakak dari almarhum Soe Hok Goe itu dikenal sebagai pemikir yang tak takut berhadapan dengan rezim.

Perlawanan yang dilakukan Arief Budiman, bersama kawan-kawannya, membuat dia menjadi salah satu tokoh penting di era perlawanan terhadap opresi kekuasaan.

Arief Budiman meninggal pada Kamis, 23 April 2020, kabar duka ini disampaikan Akademisi dan Sosiolog Ariel Heryanto.

"Selamat jalan, kawan lama dan rekan sejawat, Arief Budiman, Terima kasih atas apa yang telah engkau sumbangkan ke Indonesia," kata Ariel lewat akun Twitternya, Kamis (23/4/2020) seperti dikutip Tempo.co.

Arief merupakan aktivis angkatan 1966. Ia sempat mengajar sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia. Arief juga banyak terlibat dalam bidang budaya di Indonesia.

Peneliti Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan Arief Budiman yang memiliki nama asli SoeHokDjin meninggal di rumah sakit dekat Salatiga, Jawa Tengah.Arief memang sedang sakit Parkinson.

"Arief cendekiawan publik, dulu mengajar di Univ Kristen Satya Wacana dan UnivMelbourne," kata Andreas lewat akun Twitternya.

Arief Budiman (lahir di Jakarta, 3 Januari 1939) meninggal di Salatiga, Jawa Tengah, 23 April 2020 dalam usia 81 tahun.

Dikutip dari Wikipedia, Arief Budiman pernah memperdalam ilmu di bidang pendidikan di College d'Europe, Brugge, Belgia pada tahun 1964. Ia menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia pada tahun 1968.

Arief kuliah lagi di Paris pada 1972 dan meraih Ph.D. bidang sosiologi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat pada 1980.

Kembali dari Harvard, Arief mengajar di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga sejak 1985 sampai 1995.

Ketika UKSW dilanda kemelut berkepanjangan karena pemilihan rektor yang dianggap tidak adil, Arief melakukan mogok mengajar, dipecat, dan akhirnya hengkang ke Australia, serta menerima tawaran menjadi profesor di Universitas Melbourne.

Arief Budiman pernah menjadi redaktur majalah Horison (1966-1972). Sejak 1972 sampai 1922 ia menjadi anggota Dewan Penasehat majalah ini.

Arief juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971). Sejak tahun 1968-1971 ia menjadi anggota Badan Sensor Film.

Arief Budiman dianggap sebagai tokoh Metode Ganzheit sejak Diskusi Sastra 31 Oktober 1968 di Jakarta dan terlibat polemik dengan M.S Hutagalung sebagai perwakilan Aliran Rawamangun. Ia juga dianggap sebagai tokoh dalam perdebatan Sastra Kontekstual sejak Sarasehan Kesenian di Solo, Oktober 1984.

Ia juga pernah menghadiri Konferensi PEN Club International di Seoul pada 1970.

Sejak mahasiswa, Arief aktif dalam kancah politik Indonesia. Ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada 1963 yang menentang aktivitas LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.

Kendati ikut melahirkan Orde Baru, Arief bersikap sangat kritis terhadap politik pemerintahan di bawah Soeharto yang memberangus oposisi. Era Orba juga ditengarai dengan maraknya praktik korupsi.

Pada pemilu 1973 Arief Budiman dan kawan-kawannya mencetuskan Golput atau Golongan Putih, sebagai tandingan Golkar yang dianggap membelokkan cita-cita awal Orde Baru untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis.

Arief pernah ditahan karena terlibat demonstrasi menentang pendirian Taman Miniatur Indonesia Indah

Putra seorang wartawan bernama Soe Lie Piet ini menikah dengan Leila Chairani Budiman, teman kuliahnya di Fakultas Psikologi UI. LCB begitu inisial Leila dikenal sebagai pengasuh rubrik psikologi di Harian Kompas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Tempo/wikipedia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper