Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis rumahan tetiba naik pamor di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Di saat virus berdampak buruk bagi sebagian masyarakat, sejumlah usaha rumah 'ala-ala' malah mengalami peningkatan permintaan.
Nurnisa, misalnya. Di sela menjalani aktivitas bekerja dari rumah, gadis itu meluangkan waktu berbisnis Jamu Kunyit Asam. Baru beberapa hari memproduksi jamu rumahan, cuan menghampirinya.
Keluarga Ica-biasa disapa-merupakan penyuka obat-obatan herbal. Di tengah pandemi Covid-19, kebiasaan mengonsumsi jamu kembali digalakkan. Tujuannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Semula, Ica berniat membuat jamu untuk dirinya sendiri pada pekan pertama April 2020. Dibelinya beberapa bahan utama yaitu, gula merah, jahe merah, kencur, kunyit, dan asam jawa.
Saat bahan sudah terkumpul, dia baru sadar jumlah bahan sangat berlebih. Alhasil muncul ide untuk mengemas jamu dalam botol-botol untuk dijual. “Untungnya bisa dua kali lipat dari modal,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).
Jamu buatan Ica diyakini bagus untuk kesehatan tubuh, termasuk memperlancar air susu ibu (ASI) dan memperbaiki kesehatan lambung. Jamu juga dipercaya dapat menjadikan seseorang menjadi awet muda dan menstabilkan berat badan.
Baca Juga
“Yang paling utama adalah baik untuk daya tahan tubuh dan tenggorokan, apalagi saat musim corona,” kata dia.
Jamu bikinannya dijual di Banda Aceh. Biasanya, Ica menyempatkan untuk mengantar langsung pesanan untuk area Banda Aceh dan sekitarnya.
Meski sekadar menjual santai, Ica mengaku bahwa musim penyebaran virus membuat jamu kian diminati. Kini, pelbagai kalangan mulai mencari-cari dan mengonsumsi minuman herbal tersebut.
Industri jamu dan obat tradisional bertumbuh sedikitnya 6 persen pada 2019. Jumlah tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional tahun lalu.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam pada awal tahun sempat menyebut industri ini terbantu dengan keberadaan 30.000 varietas bahan herbal yang dapat diformulasikan menjadi produk jamu.
Adapun Kemenperin mencatat sedikitnya 1.200 pelaku industri jamu. Sebanyak 129 di antaranya merupakan pelaku usaha yang masuk dalam kategori industri obat tradisional.
Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah turut mendorong peningkatan produksi jamu atau obat herbal lainnya sebagai upaya pencegahan penyebaran virus.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan bahwa pemerintah menargetkan pemenuhan seluruh kebutuhan alat kesehatan termasuk obat dan vitamin.
“Kita dorong obat asli Indonesia, sejenis suplemen, bahan bakunya melalui proses herbal, semua nilai tambahnya akan ada di Indonesia karena indonesia sangat kaya herbal,” katanya, Rabu (15/4/2020).
Pemerintah turut mendorong industri kecil cerdik membaca peluang bisnis di tengah merebaknya corona. Terlebih beberapa sektor mengalami peningkatan permintaan termasuk obat-obatan, vitamin hingga obat tradisional.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K. Lukito bahkan mulai mempermudah pemberian izin edar bagi industri obat termasuk jamu. Jamu atau obat herbal menjadi salah satu cara pencegahan masyarakat dari infeksi corona.
“Maka kami sangat mendukung aspek pencegahan diantaranya mendukung terus mengembangkan obat tradisional dan suplemen kesehatan yg bersifat natural,” jelasnya.