Berita duka datang dari keluarga besar Universitas Pertanian Bogor, Organisasi Muhammadiyah, dan dunia perikanan tanah air. Pasalnya, Mohammad Nadjikh, yang merupakan Wakil Ketua Majelis Wali Amanat IPB, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sekaligus CEO PT Kelola Mina Laut, baru saja menghembuskan nafas terakhirnya.
Nadjikh meninggal hari ini Jumat (17/4), pukul 11.00 WIB di Surabaya, Jawa Timur. "Berita duka. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun. Telah berpulang ke rahmatullah sejawat Ir. M. Nadjikh (Wakil Ketua MWA IPB, Pemilik dan CEO Kelola Group). Mohon doa Ibu Bapak sekalian semoga almarhum wafat husnul khatimah," begitu pesan yang diterima Bisnis, Jumat (17/4/2020) siang.
Nadjikh bukan orang kemarin sore di dunia bisnis ikan. Sudah 26 tahun dia mengibarkan bendera Kelola Mina Laut. Ada satu cerita khusus yang mendasari mengapa ia mendirikan perusahaan tersebut: berhubungan dengan para nelayan kecil.
Bagi profesi yang disebut terakhir, sulit untuk mendapat pinjaman dari bank dalam rangka memperluas usahanya. Sadar bahwa nelayan kecil butuh modal, di sini lah dia memainkan posisinya.
"Kami menyebutnya kemitraan. Model bisnis ini sudah kami mulai sejak 1994 lalu ketika kami baru memulai bisnis. Saya meminta nelayan menangkap teri nasi atau teri medan dengan jaminan seluruh hasil tangkapan mereka akan kami beli. Syaratnya, kualitas harus bagus," ucap Nadjikh kepada Bisnis beberapa tahun lalu.
Dengan kemitraan ini, Kelola Mina Laut memberi modal kepada para nelayan kecil berupa cool box dan es batu secara gratis sebelum melaut. "Setelah dua tahun menggunakan perlengkapan itu, biasanya mereka akan mampu membeli sendiri untuk kebutuhan ekspansi, karena memang sangat membantu mempertahankan kualitas hasil tangkapan," katanya.
Semasa hidupnya, Nadjikh memiliki ide agar para nelayan kecil dapat mudah mendapatkan kredit dari perbankan. Caranya, dengan konektivitas perusahaan penampung hasil tangkapan.
"Menurut saya, penyaluran kredit kepada nelayan harus dikoneksikan dengan perusahaan yang akan menampung hasil tangkapan mereka. Harus ada komunikasi antara bank, nelayan, dan perusahaan yang menyerap hasil tangkapan nelayan," ucapnya.
Kini, penjuang nelayan kecil itu telah berpulang. Nadjikh dilahirkan di Gresik, 8 Juni 1962. Munarjo, ayahnya, pedagang ikan yang sukses di desanya. Dia lulusan Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).