Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ventilator Buatan Indonesia, Menristek: Segera Tersedia 200 Unit

Menristek Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa ventilator buatan Indonesia yang dikembangkan oleh konsorsium riset dan inovasi Covid-19 akan selesai diuji oleh Kemenkes pada pekan ini.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kanan) meninjau Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Dexa Group di Cikarang, Bekasi, Rabu (8/1/2020). Bisnis
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kanan) meninjau Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Dexa Group di Cikarang, Bekasi, Rabu (8/1/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa ventilator portabel yang dikembangkan oleh konsorsium riset dan inovasi Covid-19 masih diuji oleh Kementerian Kesehatan.

Bambang menjelaskan bahwa prototype ventilator portabel tersebut dibuat oleh tim yang dipimpin langsung oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ventilator portabel tersebut nantinya akan digunakan membantu penanganan pasien yang terinfeksi virus Corona atau Covid-19. 

“Rencananya minggu ini selesai pengujian di Kemenkes dan kemudian masuk produksi di mana dua perusahaan sudah siap produksi,” kata Bambang seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/4/2020).

Adapun, dua perusahaan yang siap memproduksi ventilator tersebut ialah PT Len Industri (Persero) dan PT Poly Jaya Medikal.

Bambang menjelaskan bahwa kedua perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi masing-masing 100 unit ventilator portabel per minggu di masing-masing pabrik. 

“Jadi, diharapkan pada 25 April nanti kita mudah-mudahan bisa mendapatkan 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia yang dibuat oleh PT Len dan Poly Jaya yang didesain oleh tim yang dipimpin BPPT,” ujarnya. 

Selain ventilator yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin BPPT, dia mengungkapkan bahwa ada 15 usulan pengembangan ventilator lainnya yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian maupun dari masyarakat dan swasta. 

“Saat ini tentu mereka harus melakukan penggujian di Kemenkes. Di dalam Ratas tadi kami minta dukungan dari Menperin dan Menteri BUMN agar ada partner atau mitra industri yang bisa memproduksi prototype yang sudah diuji,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper