Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 5 Fakta Baru Kasus Positif Covid-19 di China

China menghadapi glombang kedua pandemi virus corona atau Covid-19 dengan peningkatan kasus baru yang dibawa dari negara lain atau imported case.
Pekerja berada di kawasan Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn
Pekerja berada di kawasan Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai negara yang diyakini menjadi sumber pertama persebaran virus corona atau Covid-19, kini China berupaya mengembalikan kondisi.

Namun, upaya itu dihadapkan pada peningkatan kasus baru yang dibawa dari negara lain atau imported case. China pun menghadapi glombang kedua pandemi virus tersebut.

Berikut adalah beberapa informasi teranyar terkait perkembangan kasus Covid-19 di China:

Jumlah Imported Case Covid-19 Meningkat

Jumlah kasus Covid-19 impor atau yang dibawa oleh warga negara China atau asing yang bepergian ke luar negeri meningkat signifikan. Berdasarkan laporan Bloomberg, Senin (13/4/2020), China mencatatkan kasus baru mencapai 108 orang pada hari sebelumnya.

Sebanyak 98 kasus berasal dari luar negeri. Selain itu, terdapat 61 kasus tanpa gejala yang menjadikan 1.064 asymptomatic kasus yang tengah ditangani medis.

"Risiko kasus impor meningkat drastis,” kata Wen Guohui, Walikota Guangzhou seperti dikutip dari Channel News Asia. Wilayah ini dikenal sebagai pusat ekonomi di China Selatan.

Seorang pejabat urusan luar negeri Liu Baochun mengungkapkan Guangzhou menerapkan protokol anti virus kepada siapapun yang memasuki kota dari seberang perbatasan nasional, tanpa memandang kebangsaan, ras atau jenis kelamin, kata pada acara yang sama.

"Kami berharap orang asing mematuhi aturan anti-virus seperti yang dilakukan orang China," katanya.

Wuhan, China, Corona
Wuhan, China, Corona

Sepasang orang tua beserta bayinya menggunakan pakaian pelindung saat berada di Bandara Internasional Tianhe Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat wabah virus corona jenis baru COVID-19 pada Jumat (10/4/2020)./Antara/Reuters

Rusia Jadi Sumber Utama Imported Case

Warga China yang tinggal dan bekerja di Rusia mulai kembali ke negaranya melalui provinsi Shanghai sejak awal bulan ini, dengan lebih dari 100 warga telah tertular virus pada saat mereka memasuki China.

Sementara itu, Lebih dari setengah dari kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan China, Minggu (12/4/2020), berasal dari penerbangan Rusia ke Shanghai.

Komisi Kesehatan Kota Shanghai mengatakan 51 dari 51 kasus yang diimpor pada, Sabtu (11/4/2020), adalah warga negara China yang diagnosis memiliki Covid-19 setelah mendarat di kota tersebut. Para pelancong menyumbang setengah lebih dari total 97 infeksi impor yang dilaporkan China, Minggu (12/4/2020).

Berdasarkan data yang dilansir melalui Bloomberg, Senin (13/4/2020), 92 orang yang terhubung dengan penerbangan dari Rusia telah dilacak dan dikarantina. Otoritas Shanghai belum menjelaskan lebih lanjut mengapa warga negara China berada di Rusia.

Imported Case dari Provinsi Heilongjiang

Wilayah yang berbatasan dengan Rusia ini telah menjadi medan pertempuran baru bagi China melawan virus corona. Seperti diketahui, Rusia termasuk menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi.

Pihak berwenang melaporkan jumlah kasus harian baru tertinggi dalam hampir enam minggu, didorong oleh para pelancong yang terinfeksi dari luar negeri.

Salah satu kota di provinsi tersebut, Suifenhe, melaporkan 194 kasus baru dan lebih dari 100 pembawa virus corona tanpa gejala pada Sabtu lalu. Para ahli mengatakan jumlah itu dapat terus meningkat.

Dilansir dari Xinhua, otoritas setempat telah meminta semua personel yang masuk menjalani karantina dua minggu dan dua pengujian asam nukleat dan satu tes antibodi serum.

Mereka juga harus diisolasi dan diobservasi di rumah selama 14 hari setelah meninggalkan fasilitas yang ditunjuk.

Semua pengemudi truk Rusia yang memasuki Suifenhe harus memarkir kendaraan mereka dan tinggal di tempat yang telah ditentukan.

China Berkomitmen Beri Perawatan kepada Komunitas Afrika

Channel News Asia melaporkan beberapa orang Afrika dilaporkan diusir secara paksa dari rumah mereka dan diusir oleh hotel. Hal ini mengikuti temuan kasus virus corona baru-baru ini yang dikaitkan dengan komunitas Nigeria di Guangzhou, kota terbesar di China selatan.

Hal tersebut memicu dugaan diskriminasi oleh penduduk setempat dan pejabat pencegahan virus.

Amerika Serikat bahkan mengecam apa yang disebutnya 'xenophobia terhadap orang Afrika oleh otoritas China'.

Merespons hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian menyatakan pemerintah China mementingkan kehidupan dan kesehatan warga negara asing di China.

"Otoritas Guangdong sangat memperhatikan keprihatinan beberapa negara Afrika dan sedang bekerja untuk meningkatkan metode kerja mereka," ujarnya.

Rumah sakit China Corona
Rumah sakit China Corona

Rumah sakit sementara khusus untuk menangani corona yang dialihfungsikan dari gedung perkantoran di Suifenhe, Provinsi Heilongjiang, China timur laut./Antara/Xinhua

Lockdown Berakhir, Tapi Tidak untuk Wuhan

Kota Wuhan merayakan berakhirnya lockdown pada pekan lalu setelah hampir 3 bulan berlaku. Namun, bagi kota berpopulasi 11 juta yang mencatat kematian akibat Covid-19 kurang lebih 2.500 orang ini belum merasakan perbedaan.

“Kami belum merasakan perbedaan. Untuk orang biasa, lockdown belum berakhir,” kata Zhang yang tinggal di Wuchang dan mengkarantina diri di rumah.

Sejumlah pertokoan masih tutup dan restoran hanya melayani layanan antar. Sekolah, bioskop, dan pusat hiburan lainnya juga belum kembali buka.

Pemerintah juga menempatkan pos pemeriksaan untuk mengecek orang-orang yang berlalu-lalang dengan menunjukkan kode kesehatan dan mengukur suhu tubuh mereka.

Zhang mengungkapkan harus melewati empat pos pemeriksaan agar sampai ke halte bus. Lockdown yang kata pemerintah setempat akan dicabut secara bertahap mengindikasikan bahwa epidemi belum berakhir, meski telah mereda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper