Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Virus Corona, Sinyal Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi China?

Target pertumbuhan ekonomi Negeri Panda pada tahun ini berada di kisaran 3 persen
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona yang menghantam China membuat sejumlah pihak pesimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen dapat tercapai. Revisi penurunan dan bahkan peniadaan target diapungkan guna memberi ruang gerak ekonomi yang lebih fleksibel.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (8/4/2020), pengumuman terkait target pertumbuhan ekonomi dan strategi yang akan dilakukan umumnya dilakukan pemerintah China pada awal bulan Maret dalam sebuah pertemuan besar.

Namun, hingga kini, pertemuan yang melibatkan pihak-pihak terkait tersebut masih urung terjadi. Hal ini membuat pelaku dan pengamat pasar belum dapat memberikan gambaran pasti terkait dampak kebijakan-kebijakan yang akan diambil.

Penasihat Kebijakan di People’s Bank of China Ma Jun menyarankan pemerintah China untuk meniadakan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020. Menurutnya, target 6 persen yang saat ini dipatok pemerintah akan menimbulkan banyaknya paket stimulus.

Insentif-insentif tersebut dinilai tidak dapat membatu penyelesaian masalah ekonomi jangka pendek seperti pengangguran.

“Dengan ketidakpastian yang saat ini sedang tinggi, sebaiknya pemerintah China tidak perlu menetapkan target GDP untuk tahun ini,” katanya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Director of Global Macroeconomics Institute di Chinese Academy of Social Sciences, Zhang Bin. Ia memperkirakan, fokus pemerintah China pada tahun ini tidak akan terpaku pada sebuah angka saja.

Di sisi lain, sejumlah pihak mengatakan target pertumbuhan China perlu dipangkas. Eks penasihat bank sentral China Yu Yongding mengatakan sebaiknya pemerintah tidak perlu keras kepala mempertahankan target pertumbuhan di kisaran 5,5 persen hingga 6 persen.

Menurut Yu, pemerintah perlu menetapkan target baru yang lebih rendah dengan memperhitungkan kinerja ekonomi negara pada kuartal I/2020.

Sejumlah ekonom memiliki konsensus yang sama bahwa pertumbuhan ekonomi China sebaiknya ditetapkan di kisaran 3 persen. Target ini dinilai tepat untuk menghadapi masalah pengangguran yang sedang terjadi dan juga tidak akan menimbulkan masalah-masalah lain dalam jangka waktu panjang.

Laporan dari organisasi China Finance 40 Forum juga menyebutkan, sebaiknya target pertumbuhan ekonomi Negeri Panda pada tahun ini berada di kisaran 3 persen. Menurut laporan tersebut, target yang terlalu tinggi justru akan menimbulkan disrupsi pada struktur ekonomi dan menguras sumber daya negara dengan cepat.

“Penerapan target yang terlalu tinggi juga akan memperburuk masalah ketidakseimbangan pada struktur ekonomi China dalam jangka menengah – panjang dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara negatif di masa depan,” tulis laporan tersebut.

Sementara itu, beberapa pihak juga masih optimistis target pertumbuhan ekonomi 6 persen pada tahun ini dapat tercapai. Mantan Wakil Menteri Perdagangan China Wei Jianguo mengatakan, fundamental ekonomi China dinilai tidak mengalami perubahan sedikitpun meskipun terguncang pandemi virus corona.

Hal serupa juga diungkapkan Peneliti Senior di The National Academy of Economic Strategy, Feng Xuming. Ia mengatakan, sebaiknya pemerintah China tetap mengincar pertumbuhan di kisaran 6 persen.

“Target pertumbuhan ekonomi tahun ini memiliki konsekuensi dan dampak positif yang sangat besar untuk perekonomian China kedepannya,” ujarnya.

Sejumlah ekonom dari pihak swasta, seperti Guan Qingyou and Deng Haiqing memperkirakan pemerintah China akan tetap menggunakan target awalnya. Hal ini menimbulkan sinyal yang semakin kuat akan munculnya paket-paket stimulus untuk menggenjot pendapatan dan GDP China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper