Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Capai Kesepakatan, Trump dan Produsen Masker 3M Berdamai

Trump telah mendorong Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk melarang ekspor pasokan masker dan alat perlindungan diri (APD) yang diperlukan untuk memerangi pandemi virus Corona. Hal ini memicu perkelahian dengan 3M dan sekutu termasuk Kanada.
Seorang pekerja mengenakan masker buatan 3M Co. ketika membersihkan bus penumpang di sebuah terminal di Moskow, Rusia, Kamis (19/3/2020)./Bloomberg-Andrey Rudakov
Seorang pekerja mengenakan masker buatan 3M Co. ketika membersihkan bus penumpang di sebuah terminal di Moskow, Rusia, Kamis (19/3/2020)./Bloomberg-Andrey Rudakov


Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump mengatakan pemerintahannya mencapai kesepakatan untuk 3M Co. untuk menyediakan 55,5 juta masker tambahan sebulan untuk pekerja kesehatan AS dalam memerangi wabah virus Corona.

"Jadi kisah 3M berakhir dengan sangat bahagia," kata Trump pada konferensi pers Gedung Putih Senin (6/4/2020).

Trump telah mendorong Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk melarang ekspor pasokan masker dan alat perlindungan diri (APD) yang diperlukan untuk memerangi pandemi virus Corona. Hal ini memicu perkelahian dengan 3M dan sekutu termasuk Kanada. Dia menggunakan mimbar publiknya untuk mengecam perusahaan yang dia lihat tidak sepenuhnya bekerja sama dengan upaya pemerintah untuk melawan virus.

Di bawah kesepakatan baru, 3M akan mengimpor masker respirator tambahan - total 166,5 juta selama rentang tiga bulan - terutama dari fasilitas manufaktur di China. Pasokan akan menambah output 3M saat ini sebesar 35 juta masker per bulan dari fasilitas di AS.

3M mengatakan akan diizinkan untuk terus mengekspor beberapa topeng ke Kanada dan Amerika Latin lewat AS. Perusahaan merespon permintaan dari pemerintah untuk menghentikan ekspor masker pelindung wajah. 3M mengatakan langkah itu akan memotong pasokan kritis untuk negara-negara tetangga dan ini memicu keprihatinan kemanusiaan yang signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper