Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Tambah Program Padat Karya Tunai 5 Kali Lipat Biar Nendang

Presiden menilai saat ini sejumlah kementerian memiliki program yang dapat dikatikan dengan program padat karya tunai.
Kabupaten Program Padat Karya Tunai di Papua Barat/Istimewa
Kabupaten Program Padat Karya Tunai di Papua Barat/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi  meminta kementerian dan lembaga menggenjot jumlah program padat karya tunai hingga 5 kali lipat. Hal ini untuk menjaga daya beli masyarakat pedesaan di tengah pandemi Covid-19.

“Jadi kalau biasanya buat 10, sekarang ini 50 kali, palingg nggak 5 kali [lipat]. Kalau normal-normal saja nggak akan ada tendangannya,” kata Jokowi membuka rapat terbatas mengenai percepatan program padat karya tunai melalui video conference, Selasa (7/4/2020).

Presiden menilai saat ini sejumlah kementerian memiliki program yang dapat dikatikan dengan program padat karya tunai.

“Di PUPR, Perhubungan, Pertanian, KKP, di LHK, di BUMN saya kira bisa dipadatkaryakan,” katanya.

Dalam hal itu, Jokowi menilai bahwa sumber anggaran program dapat berasal dari dana desa. Oleh karena itu dalam kesempatan yang sama dia juga meminta percepatan penyaluran dana desa agar bisa digunakan untuk bantuan sosial dan juga program padat karya tunai.

Sebelumnya, Jokowi juga sempat menjelaskan bahwa program padat karyat tunai di desa perlu digenjot guna mengantisipasi masyarakat yang kehilangan pekerjaan di ibu kota. Seperti diketahui, DKI Jakarta telah memberlakukan pembatasan sosial yang berimbas pada pelaku usaha informal.

Adapun program padat karya tunai adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat desa khususnya yang miskin. Kegiatan ini bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan pendapatan, meningkatkan daya beli, mengurangi kemiskinan, dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting.

Pada akhir bulan lalu, Kementerian PUPR menyatakan akan mempercepat realisasi program Padat Karya Tunai pada 2020 dengan anggaran senilai Rp8,64 triliun sebagai antisipasi dampak ekonomi wabah virus corona. Anggaran ini digunakan untuk 7 program, yaitu pembangunan jembatan gantung, Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew), penataan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper