Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Skenario Terburuk Jumlah Pasien Covid-19 Meninggal di Indonesia

Pengurus Besar PAPDI beralasan angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) di Indonesia terbilang tinggi dengan rata-rata di atas 8 persen sementara rata-rata dunia tercatat 4,3 persen.
Kajian Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tentang Wabah Covid-19/Istimewa
Kajian Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tentang Wabah Covid-19/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengkhawatirkan akan adanya lonjakan kasus kematian terkait pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pengurus Besar PAPDI beralasan angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) di Indonesia terbilang tinggi dengan rata-rata di atas 8 persen sementara rata-rata dunia tercatat 4,3 persen.

Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Eka Ginanjar menjelaskan angka CFR yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh dua hal.

Pertama, banyak kasus yang tidak terdeteksi yang berarti penyebaran Covid-19 masih bebas di tengah masyarakat.

Kedua, fasilitas kesehatan untuk menangani pasien terkait Covid-19 belum memadai dan merata di setiap wilayah.

Kajian PAPDI, berangkat dari Teori Herd Immunity, mengatakan akan terjadi lonjakan kasus kematian apabila tidak ada usaha untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. PAPDI berangkat dari kenyataan hingga saat ini belum ada vaksin anti-virus untuk Covid-19.

Berdasarkan surat resmi yang diterima Bisnis, PAPDI menguraikan di Indonesia angka laju kematian karena Covid-19 mencapai angka 7 sampai dengan 9 persen yang membuat Indonesia masuk dalam deretan negara-negara dengan angka kematian tertinggi di dunia.

Pada kenyataannya, Covid-19 bisa berakibat fatal pada usia produktif. Di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa 60 persen pasien Covid-19 berada di kelompok usia produktif. Dan kelompok usia itu juga tidak terlepas dari risiko kemungkinan perburukan yaitu ARDS (Acute Respirotory Distress Syndrome).

Inilah Skenario Terburuk Jumlah Pasien Covid-19 Meninggal di Indonesia

Herd Immunity

Herd Immunity adalah kekebalan yang didapatkan komunitas akibat infeksi virus. Kekebalan ini akan menyebabkan virus mati dengan sendirinya karena secara komunitas tidak ada lagi yang bisa diinfeksi.

“Secara alamiah, herd immunity bisa tercapai apabila sebagian populasi terinfeksi mencapai angka 70 sampai 90 persen dan membentuk imunitas diri,” kata Eka melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Masalahnya, tutur Eka, angka laju kematian karena Covid-19 di Indonesia terbilang tinggi untuk kemudian mengharapkan terbentuknya herd immunity. Eka merinci secara normal herd immunity bisa tercapai apabila populasi terinfeksi sekiat 70 persen. Artinya, ia menerangkan, 270 juta Penduduk Indonesia dikali 70 persen maka ada sekitar 189 juta orang yang mesti terinfeksi.

Dari angka itu, ia menghitung dengan CFR rata-rata dunia yakni 3 persen, maka jumlah kasus meninggal mencapai 5.67 juta jiwa.

“Malahan saat ini CFR kita 8 sampai dengan 10 persen,”bebernya.

Indonesia dengan jumlah populasi penduduk terbanyak nomor 4 dunia dan jumlah usia produktif mencapai 64 persen serta lansia 9,6 persen, ditambah banyaknya penyakit penyerta yaitu kardiovaskular 1,5 persen, diabetes 10,9 persen, penyakit paru kronis 3,7 persen, hipertensi 34 persen, kanker 1,8 per 1 juta penduduk, dan penyakit autoimun sebesar 3 persen. Dengan demikian, jumlah populasi yang berisiko terkena infeksi melalui Teori Herd Immunity diperkirakan akan mengalami ekskalasi tinggi.

Jumlah pasien positif Covid-19 bertambah 130 orang menjadi 1.285 pasien hingga Minggu (29/3/2020). Sejauh ini pemerintah telah melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 6.500 spesimen.

Kemudian, kasus sembuh bertambah jadi 5 orang, menjadi 64 orang. Pasien meninggal menjadi 114 orang, atau tambah 12 orang pada periode yang sama.

“Oleh karena itu mari sadari betul masih ada kasus positif yang belum melaksanakan isolasi. Masih ada penularan karena kontak dekat. Masih ada yang belum rajin cuci tangan dengan sabun,” kata juru bicara penanganan Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto dalam video conference, Minggu (29/3/2020) sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper