Bisnis.com, JAKARTA - Para pemuka dari berbagai agama sepakat dalam masa wabah virus Corona mengimbau umatnya agar menghindari kerumunan, termasuk dalam beribadah, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran dan menanggulangi penyakit tersebut.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan agar umat Islam Indonesia untuk menghindari kerumunan sekalipun atas nama ibadah.
"Di dalam pelaksanaan ibadah penting menyesuaikan dengan protokol-protokol kesehatan. Salah satunya menghindari kerumunan sekalipun itu atas nama ibadah," ujarnya melalui keterangan resminya Sabtu (28/3/2020).
Dia mengatakan bahwa MUI mengingatkan terkait dengan konten fatwa MUI yang sudah ditetapkan pada 16 Maret 2020, Fatwa Nomor 14 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan ibadah dalam wabah virus Corona.
"Bukan melarang ibadah, tapi justru pada kesempatan wabah ini ibadah harus ditingkatkan sebagai bentuk ikhtiar batin kita. Tetapi untuk kontribusi kita menyelamatkan jiwa maka salah satu protokol kesehatan yang dijaga bersama adalah meminimalisasi kerumunan," katanya
Para pemuka agama lain juga mengemukakan hal yang sama dalam konferensi pers bertajuk "Anjuran Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Berkaitan dengan Self-Distancing untuk Menghindari Penyebaran COVID-19" di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (28/3/2020).
Sekretaris Umum Pendeta Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jacklevyn F. Manuputty, mengatakan telah mengeluarkan imbauan sejak 13 Maret agar seluruh umat menjaga jarak dan menghindari ibadah-ibadah yang sifatnya kerumunan.
Kemudian, Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Hong Tjhin, menyatakan umat Buddha telah diimbau untuk menghentikan kegiatan yang sifatnya berkumpul, dan juga menjaga jarak minimal dua meter. Selain itu Yayasan juga merekomendasikan agar kegiatan di tempat ibadah bisa dilakukan dengan bantuan teknologi.
Selanjutnya, Sekretaris Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Steven, menuturkan para uskup sudah mengeluarkan petunjuk agar dapat ditaati dan dipatuhi terkait agar seluruh umat mengikuti perayaan gerejawi tanpa hadir secara bersama-sama, tetapi bisa melalui media sosial digital.
Sedangkan Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Nyoman Suartanu, menyatakan untuk mencegah virus Corona ini, umat Hindu agar melakukan kegiatan keagamaan cukup dari rumah saja. Mulai dari melakukan doa hingga meditasi untuk kesembuhan dan perbaikan bangsa.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, menyatakan kontak dekat sebagai faktor utama penambahan jumlah kasus virus Corona di Tanah Air.
"Ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini, sehingga mengakibatkan penularan kemudian memunculkan angka pasien sakit," kata Yurianto.
Peningkatan jumlah kasus itu, kata Yuri, menggambarkan masih adanya penularan penyakit di tengah masyarakat sehingga masih ada kontak dekat yang terjadi.
Mencermati hal tersebut, pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai penularan virus dengan mematuhi anjuran menjaga jarak aman minimum 1,5 meter.
Dia mengemukakan bahwa dalam jarak itu, potensi penularan dari orang ke orang lainnya sangat besar, terutama melalui percikan ludah (droplets) pada saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin kemudian mengenai orang yang sehat.
"Mari kita patuhi bersama, hindari kontak dekat. Jaga jarak pada saat melakukan komunikasi sosial dengan siapapun, baik di rumah maupun di luar rumah," kata Yurianto.