Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google Batasi Akses Data Lokasi Pengguna dalam Penanganan Pandemi

Google memiliki informasi terperinci tentang pergerakan miliaran orang yang menggunakan peta digital dan perangkat Androidnya, dan ini telah diidentifikasi sebagai aset yang bermanfaat.
Logo Google./Bloomberg-Ore Huiying
Logo Google./Bloomberg-Ore Huiying

Bisnis.com, JAKARTA -- Google membatasi bagaimana data lokasinya digunakan dalam perang melawan virus corona dalam upaya menyeimbangkan tuntutan pemerintah dengan masalah privasi pengguna.

Dilansir melalui Bloomberg, perusahaan internet terbesar Amerika Serikat itu telah berbicara dengan perusahaan teknologi dan pemerintah lain tentang cara merespons pandemi.

Google memiliki informasi terperinci tentang pergerakan miliaran orang yang menggunakan peta digital dan perangkat Androidnya, dan ini telah diidentifikasi sebagai aset yang bermanfaat.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (18/3), waktu setempat, Google mengatakan belum membagikan agregat data lokasi anonim untuk melacak atau tracing pergerakan orang karena mereka masih menilai cara terbaik untuk membantu penangangan pandemi Covid-19.

Perusahaan juga menekankan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk berbagi atau menggabungkan data dengan industri.

“Kami sedang mengeksplorasi cara-cara bagaimana informasi lokasi pengguna yang dianonimkan dapat membantu dalam memerangi Covid-19,” seorang juru bicara Google menulis dalam email, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (18/3).

Menurut mereka, salah satu contoh upaya yang dapat membantu otoritas kesehatan untuk menentukan dampak jarak sosial adalah dengan menyajikan data mirip dengan cara Google menampilkan informasi restoran populer dan pola lalu lintas di Google Maps.

Sebelumnya, beberapa kelompok kebebasan sipil dan privasi telah mengkritik Google terkait kegiatan pengumpulan data yang luas serta praktik penyerahan informasi dalam menanggapi surat perintah hukum.

Google menyimpan catatan tentang perjalanan penggunanya melalui fitur 'Riwayat Lokasi', tetapi perusahaan menyampaikan bahwa layanan ini tidak akan memberikan cukup data yang kuat atau akurat untuk tujuan medis dan tidak dapat disesuaikan untuk kebutuhan pelacakan.

Dalam sidang Senat pada 3 Maret 2020, seorang pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan bahwa agensi tersebut menggunakan data lokasi Google untuk melacak pola perjalanan dan untuk tujuan lain.

Beberapa politisi juga telah meminta Google untuk berbagi data "pelacakan kontak", menunjukkan lokasi yang akurat dari orang-orang yang telah dites positif untuk Covid-19 dan siapa saja yang berhubungan dengan mereka.

"Israel, Korea Selatan, Taiwan telah menemukan cara untuk melakukan ini sambil tetap menghormati norma-norma demokrasi," kata Bill Cassidy, seorang Senator Republik dari Louisiana.

Sementara itu para pakar Google telah menekankan bahwa data yang dikumpulkannya melalui layanan 'Riwayat Lokasi' tidak pantas digunakan untuk tujuan pelacakan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper