Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mencatat rehabilitasi dan rekonstruksi di Lombok, Nusa Tenggara Barat pasca bencana gempa tidak sesuai target.
Hingga Maret 2020 hanya rumah yang telah rampung dibangun kembali hanya 74,6 persen dari target atau 168.684 unit dari 226.204 unit.
“Dan 40.000 rumah lainnya masih dalam proses pengerjaan,” kata Jokowi membuka rapat terbatas soal Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana di Nusa Tenggara Barat melalui video conference dengan para menteri, Selasa (17/3/2020).
Presiden mengatakan bahwa gempa di NTB terjadi pada Juli 2018. Setelahnya dia menerbitkan Inpres No. 5/2018.
Di dalam instruksi presiden tersebut, target waktu penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas pendidikan, kesehatan, agama, dan penunjang perekonomian seperti pasar selesai paling lambat Desember 2018. Kemudian, untuk rumah penduduk paling lambat rampung pada Desember 2019.
Selain rumah penduduk, Jokowi juga menerima laporan bahwa dana yang seharusnya diserahkan kepada masyarakat masih mengendap di bank. “Masih ada dana rakyat yang ada di bank sebesar Rp72 miliar, di Lombok Utara Rp63 miliar,” katanya.
Baca Juga
Oleh karena itu dia meminta percepatan. “Pembangunan rumah yang masih dikerjakan atupun belum dibangun segera diselesaikan,” tambah Jokowi.
Adapun seperti diketahui, Lombok, Nusa Tenggara Barat, digoncang gempa 6,4 skala ritcher pada 29 Juli 2019. Lebih dari seribu bangunan rumah dan fasilitas umum rusak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, gempa telah menewaskan 17 orang dan 162 lainnya luka-luka. Wilayah yang paling mengalami kerusakan parah akibat gempa yakni Lombok Utara dan Lombok Timur.