Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

57 WNI ABK Kapal Grand Princess Akan Diobservasi di Natuna

Sedikitnya 57 anak buah kapal Grand Princess akan menjalani masa observasi di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Mereka diperkirakan tiba di tanah air pada Senin (16/3/2020).
Kapal pesiar Grand Princess/Bloomberg
Kapal pesiar Grand Princess/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 57 anak buah kapal Grand Princess akan menjalani masa observasi di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Mereka diperkirakan tiba di tanah air pada Senin (16/3/2020).

Juru bicara penanganan virus Corona atau Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto mengatakan setelah menyelesaikan observasi ABK Diamond Princess dan World Dream, pemerintah akan segera melakukan observasi dari ABK Grand Prince yang dievakuasi dari Amerika Serikat.

"Misi berikutnya yaitu kita akan menghadapi ABK Kapal Grand Pricess yang di AS yang akan dipulangkan ke Indonesia, dan ini sudah kita siapkan nanti akan dilakukan observasi di Natuna," kata Yuri di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (15/3/2020).

Yuri mengatakan pemerintah tetap memiliki cara kerja bertindak dan penuh kewaspadaan saat menangani para WNI. Pemerintah juga tidak membeda-bedakan protokol penanganan dan observasi untuk tiap WNI yang diobservasi.

Menurut Yuri tujuan evakuasi dan observasi tersebut tidak hanya melindungi para ABK akan tetapi turut melindungi keluarga para anak buah kapal di Indonesia serta lingkungan masyarakat.

"Bukan hanya untuk melindungi ABK itu tapi juga melindungi seluruh keluarga dia dan masyarakat nanti pada saat dia pulang," terang Yuri.

Di sisi lain, pemerintah telah menyelesaikan masa observasi 77 ABK Diamond Princess selama 14 hari. Mereka menjalani proses karantina di Kepulauan Sebaru Kecil, Kabupaten Seribu.

Pemulangan juga dijalani oleh 188 ABK dari kapal World Dream. Mereka dipulangkan bersama dengan delapan WNI awak Diamond Princess yang sempat menjalani perawatan di Jepang karena positif Corona. Belakangan mereka dinyatakan sembuh dan dapat kembali ke Tanah Air.

Sebelum meninggalkan Pulau Sebaru Kecil, pemerintah masih menyisakan sekitar 20 - 40 petugas untuk memastikan pulau bersih dan tidak meninggalkan limbah yang berpotensi menyebarkan virus.

"Sehingga tidak ada lagi limbah sambah atau apa pun yang berpotensi menularkan masih tersisa. Mereka adalah yang akan terakhir tinggalkan pulau itu," ujar Yuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper