Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuliah Tatap Muka Disetop, Harvard Pilih Buka Kelas Online

Kampus terkenal ini akan memulai perkuliahan online per 23 Maret 2020 mendatang dan mahasiswa diminta tidak datang ke kampus setelah libur musim semi

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu kampus bergengsi di dunia, Harvard University, memutuskan untuk membuka kelas virtual atau kelas online sebagai upaya menangkat penyebaran virus corona atau Covid-19.

Kampus Ivy League ini akan melakukan transisi ke kelas virtual untuk semua mata kuliah pada 23 Maret mendatang.

Presiden Harvard University Larry Bacow mengatakan akan hari pertama perkuliahan dengan sistem online ini akan dimulai setelah libur musim semi.

"Mahasiswa tidak diminta untuk kembali ke kampus setelah libur musim semi dan diminta memenuhi persyaratan akademis secara online hingga ada pemberitahuan lebih lanjut," ungkap Bacow dikutip dari situs Harvard, Selasa (10/3/2020).

Menurutnya, Harvard akan melakukan transisi dalam beberapa hari ke depan dengan mengurangi kelas. Salah satu langkahnya adalah menutup kelas yang tidak penting dengan jumlah kehadiran kurang dari 25 mahasiswa.

"Tujuan dari perubahan ini adalah untuk meminimalisasi keperluan untuk berkumpul dalam grup besar dan menghabiskan waktu yang lama dalam kelas, ruang makan dan gedung asrama," ungkapnya.

Bacow menambahkan keputusan ini konsisten dengan rekomendasi terkait dengan penanganan wabah virus corona dari otoritas kesehatan AS.

Hal ini, lanjutnya, juga sejalan dengan keputusan sejumlah kampus lain.

Dikutip dari Yale News, Universitas Yale memutuskan untuk mengeluarkan langkah-langkah kontigensi.

Di antaranya, pihak kampus terkemuka di AS ini akan mendukung penuh langkah-langkah pencegahan, seperti karantina, larangan berpergian hingga isolasi mandiri. Bagi staf ataupun mahasiswa yang sakit, Yale meminta untuk menghubungi dokter atau rumah sakit setempat sebelum memutuskan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan.

Yale berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan di Yale Health dan fasilitas kesehatan lainnya di sekitar kampus. Staf universitas tersebut diminta untuk meminimalisir kontak dengan sesama staf dengan memaksimalkan sistem kerja alternatif.

Paul Genecin, Direktur Yale Health, menuturkan perkembangannya bergerak sangat cepat.

"Kami mau menyakinkan komunitas Yale bahwa kami tetap melakukan monitoring dan tetap menyampaikan informasi apapun terhadap komunitas," ujar Genecin, minggu lalu (6/3/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper