Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Itje Chodijah mengatakan seharusnya organisasi masyarakat di bidang pendidikan menyambut baik Program Organisasi Penggerak. Itje beralasan karena Program itu mendorong organisasi masyarakat yang konsen pada isu pendidikan untuk menjadi bagian dari pengembangan sekolah.
“Program ini adalah salah satu yang saya kerjakan selama 15 tahun menggerakkan kelompok-kelompok guru di berbagai wilayah,”tuturnya di sela-sela Konferensi Pers di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Melalui program ini, Itje menuturkan, potensi masyarakat yang besar dapat menjadi sumber pengembangan kompetensi kepala sekolah, guru, dan tenga kependidikan di lapangan.
“Peran pemerintah daerah sangat penting dalam menggerakkan akses kualitas kependidikan melalui Program Organisasi Penggerak,”tuturnya.
Program Organisasi Penggerak diharapkan membantu menginisiasi Sekolah Penggerak yang idealnya memiliki empat komponen. Pertama, Kepala Sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Kedua, Guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa.
Ketiga, Siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, kritis, kreatif, dan kolaboratif (gotong royong). Keempat, terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri dari orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak yang akan menggerakan sekolah lain di dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak selanjutnya, pungkas Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Supriano.
Pelaksanaan Program Organisasi Penggerak pada tahap awal mencakup sekolah pada satuan pendidikan PAUD, SD, dan SMP yang berpartisipasi dalam proyek rintisan. Program berlangsung di kabupaten/kota yang sudah diidentifikasi oleh Organisasi Penggerak dalam koordinasi Dinas Pendidikan dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
Fase pertama program akan dilaksanakan dari tahun 2020 sampai dengan 2022. Pada periode ini, Program Organisasi Penggerak akan meningkatkan kompetensi 50.000 guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD, SD, SMP.