Bisnis.com, DEPOK - Program Studi Okupasi Terapi Program Pendidikan Vokasi UI mencatat keberhasilan dalam menghasilkan lulusan yang diserap dunia kerja.
Tracer study yang dilakukan Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), Tahun 2019 menyebutkan bahwa daya serap lulusan Okupasi Terapi (OT) Vokasi adalah 100 persen.
Ketua Program Studi OT Vokasi UI Gunawan Wicaksono di Kampus UI Depok, Sabtu (7/3/2020) mengatakan para mahasiswa OT di Vokasi UI memiliki keahlian penanganan okupasi terapi pada ruang lingkup pediatri (anak), geriatri (lansia), psikososial (gangguan jiwa), gangguan fisik, dan kesehatan kerja.
"Lulusan kami sebagian besar langsung diikat oleh instansi magang mereka, ada pula yang memperoleh pekerjaan di tempat yang berbeda dari lokasi magang," kata Gunawan.
Selain itu, Program Beasiswa dari mitra vokasi juga memberi kesempatan mahasiswa untuk berkarier di rumah sakit/klinik yang bermitra.
"Salah satunya Hermina Group, yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa kami yang duduk di semester 5 dan 6 untuk kemudian bekerja di jaringan rumah sakit yang dimilikinya," kata Gunawan.
Menurut Gunawan seluruh lulusan program studi OT diserap di dunia kerja dalam waktu 0-3 bulan dari waktu mereka lulus, bahkan 80 persen di antaranya telah terikat dinas dengan industri saat mereka masih berkuliah semester 5 dan 6 (belum lulus).
Bagi siswa SMA sederajat yang ingin menjadi tenaga ahli profesional tingkat madya di bidang OT, maka program studi OT Vokasi UI bisa menjadi pilihan.
Profesi ini terbilang sangat langka di Indonesia mengingat hanya ada dua pendidikan tinggi yang memiliki jurusan ini, namun kebutuhan akan tenaga ahli OT sangat mendesak.
Gunawan menjelaskan UI telah memiliki program studi OT sejak 1997 dan pada 2008 masuk di bawah naungan Vokasi UI. Nantinya, pada penerimaan mahasiswa baru UI tahun ajaran 2020/2021 bulan Juni 2020, Vokasi UI juga akan membuka dan menerima mahasiswa untuk program Sarjana Strata Satu Terapan (D4).
"OT merupakan salah satu profesi kesehatan yang membantu individu yang mengalami keterbatasan, baik fisik atau mental, untuk mampu mandiri di tiga area, yaitu produktivitas, aktivitas keseharian dan pemanfaatan waktu luang," ujar Gunawan.
Selain melaksanakan terapi, lulusan OT Vokasi UI juga mampu membuat alat bantu bagi pasien, seperti splint, modifikasi alat makan, dan sebagainya.
Lulusan OT sangat dibutuhkan di pelayanan kesehatan.Dalam kondisi ideal satu orang pasien perlu ditangani sekurangnya selama 60 menit.
Regulasi juga mengatur bahwa setiap rumah sakit minimal tipe C, klinik, sekolah-sekolah inklusi, sekolah anak berkebutuhan khusus, dan yayasan yang bergerak di bidang geriatric harus memiliki layanan okupasi terapi.
"Kehadiran Prodi Okupasi Terapi Vokasi UI mampu mencetak lulusan yang mumpuni dalam melatih seseorang yang memiliki gangguan fisik serta jiwa agar mandiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau activity day living," ujar Gunawan.