Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda akhirnya mengembalikan keris pusaka peninggalan Pangeran Diponegoro yang sempat dinyatakan hilang.
Keris tersebut merupakan satu dari sekian barang milik Pangeran Diponegoro yang dijanjikan akan dikembalikan ke pihak pemerintah Indonesia pada 1975 silam.
Menteri Kebudayaan Belanda, Ingrid van Engelshoven, menyerahkan benda pusaka itu kepada Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, pada Kamis (5/3).
Butuh waktu dua tahun pencarian oleh Museum Etnologi (Museum Volkenkunde) di Leiden untuk menemukan keris ini di antara ribuan koleksinya.
"Keris ini sangat penting bagi Indonesia. Diponegoro adalah pahlawan nasional kami. [Keris] ini adalah atribut bagi sang pangeran untuk menyatakan statusnya," ujar Fery Iswandy, Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Den Haag, seperti dikutip melalui The Guardian, Jumat (6/3).
Ketika Perang Diponegoro berakhir pada 28 Maret 1830, pangeran yang tertangkap diketahui menyerahkan kerisnya kepada Hendrik Merkus de Kock, letnan gubernur jenderal Hindia Belanda.
Baca Juga
Keris Pangeran Diponegoro tersebut menjadi bagian dari koleksi kerajaan Belanda pada 1831, yang saat itu dipimpin oleh Raja William I, dan kemudian dipindahkan ke tempat yang sekarang menjadi Museum Volkenkunde.
Pada saat Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia tahun 1949, ada kesepakatan yang menyatakan pengembalian barang-barang Diponegoro. Perjanjian itu ditandatangani pada 1968 dan pengembalian dilakukan pada 1975.
Namun, di antara barang-barang seperti pelana, tombak dan payung, keris milik Pangeran Diponegoro tidak ikut dikembalikan ke Indonesia.
Isu pengembalian keris milik Pangeran Diponegoro kembali mencuat setelah ditemukannya serangkaian memo rahasia dan diangkat dalam sebuah buku oleh sejarawan seni, Jos van Beurden.
Van Beurden mengatakan, hilangnya keris selama beberapa dekade ini disebabkan oleh kurangnya organisasi dan keengganan untuk mengembalikan barang berharga tersebut kepada Indonesia. "Tapi kondisi itu sekarang sudah berubah," katanya.
Selain Museum Volkenkunde, Museum Sejarah Kolonial Bronbeek di Arnhem mengatakan bahwa mereka mungkin juga memiliki salah satu barang Pangeran Diponegoro, tali kekang untuk pelana yang sudah dikembalikan ke Indonesia.
Direktur museum, Pauljac Verhoeven, mengatakan benda itu memiliki nomor arsip yang melekat dan penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung.
"Kami belum bisa memastikan apakah itu. Mungkin hanya benda kecil tetapi jika kami sudah mendapatkan informasi, kami akan mengembalikannya," ujarnya.