Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Militer AS Tegaskan Tidak Akan Meninggalkan Irak

Amerika Serikat menegaskan tidak memiliki rencana untuk menarik diri secara militer dari Irak. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Mark Esper kepada wartawan menyusul adanya surat soal persiapan penarikan pasukan AS.
Seorang tentara AS berjaga di sebuah basis militer AS di Mosul, Irak, Selasa (14/2/2017)./Reuters-Khalid al Mousily
Seorang tentara AS berjaga di sebuah basis militer AS di Mosul, Irak, Selasa (14/2/2017)./Reuters-Khalid al Mousily

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat menegaskan tidak memiliki rencana untuk menarik diri secara militer dari Irak. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Mark Esper kepada wartawan menyusul adanya surat soal persiapan penarikan pasukan AS.

"Tidak ada keputusan apa pun untuk meninggalkan Irak," kata Esper ketika ditanya tentang surat itu.

Dia menambahkan juga belum ada rencana yang dikeluarkan untuk bersiap-siap pergi.

"Tidak ada keputusan yang dibuat untuk meninggalkan Irak. Titik," kata Esper kepada wartawan seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (7/1/2020).

Surat itu, yang dikutip oleh kantor-kantor berita dan media AS, dikirim ke militer Irak oleh Brigadir Jenderal Marinir William H Seely III, komandan jendral Satuan Tugas Irak yang merupakan koalisi militer pimpinan AS untuk melawan ISIS.

Seorang jenderal terkemuka AS mengatakan kepada wartawan bahwa surat itu adalah rancangan dokumen dengan kata-kata yang buruk yang dimaksudkan hanya menggarisbawahi peningkatan pergerakan pasukan.

"Kata-kata yang tidak tepat yang menyiratkan penarikan pasukan. Tetapi bukan itu yang dimaksud," ujar Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan. Dia menekankan tidak ada penarikan pasukan yang direncanakan.

"Ini kesalahan dari McKenzie," kata Milley kepada wartawan, merujuk pada komandan Komando Sentral AS Jenderal Frank McKenzie. "Seharusnya tidak dikirim," kata Milley.

Esper menambahkan AS masih berkomitmen untuk melawan ISIS di Irak bersama sekutu dan mitra AS.

Laporan itu muncul sehari setelah parlemen Irak mendesak pemerintah untuk mengusir pasukan asing menyusul pembunuhan atas Jenderal Iran Qassem Soleimani oleh pasukan AS di Baghdad Jumat lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Aljazeera.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper