Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 400 orang ditangkap dalam unjuk rasa Hari Tahun Baru di Hong Kong setelah aksi pawai pro-demokrasi damai yang beranggotakan puluhan ribu orang berubah menjadi ricuh. Untuk membubarkan massa, polisi juga menembakkan gas air mata.
Dikutip dari Reuters, Kamis (2/1/2020), jumlah total penangkapan mencapai sekitar 7.000 orang sejak eskalasi demo di Hong Kong semakin meningkat pada bulan Juni. Mereka memprotes RUU – yang sekarang telah ditarik kembali – yang akan memungkinkan ekstradisi ke daratan Tiongkok serta tidak adanya kemajuan yang jelas untuk mengakhiri kerusuhan.
Ketegangan pada hari Rabu (1/1/2020) meningkat setelah beberapa penangkapan dilakukan di distrik Wan Chai di dekat kantor cabang jaringan perbankan global HSBC, yang telah menjadi target kemarahan pemrotes dalam beberapa pekan terakhir.
Ketika perkelahian pecah, sejumlah besar demonstran berpakaian hitam bergegas ke tempat kejadian. Sementara itu, pengunjuk rasa lainnya membentuk rantai manusia untuk memasok berbagai persediaan termasuk batu bata.
Polisi kemudian meminta panitia untuk membubarkan pawai lebih awal dan orang banyak akhirnya bubar karena truk meriam air dan polisi yang berperalatan anti huru-hara terus berpatroli hingga larut malam.
Pada Rabu malam, Inspektur Senior Ng Lok-Chun mengatakan kepada wartawan bahwa penangkapan dilakukan karena pelanggaran termasuk perakitan senjata dan kepemilikan senjata yang bertentangan dengan hukum.
Selama berbulan-bulan, protes telah berkembang menjadi gerakan luas yang mendorong demokrasi penuh di kota yang dikuasai Cina itu serta mendorong penyelidikan independen terhadap keluhan kebrutalan polisi.
Penangkapan juga dilakukan pada Malam Tahun Baru, ketika para pengunjuk rasa menduduki jalan utama di semenanjung Kowloon saat ribuan orang tengah merayakan malam pergantian tahun di sepanjang pelabuhan Victoria.
Beberapa pengunjuk rasa menuduh HSBC terlibat dengan pihak berwenang untuk menghambat upaya para aktivis yang berusaha mengumpulkan uang untuk mendukung kampanye mereka. Namun bank menolak keterlibatan apa pun.