Bisnis.com, JAKARTA - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK mulai mendapat titik terang. Namun pengungkapan kasus ini terkesan lambat lantaran memakan waktu hingga hampir tiga tahun.
Dua orang tersangka berstatus polisi aktif diamankan Bareskrim Polri. Keduanya disebut merupakan pelaku penyiraman terhadap Novel Baswedan pada 2017 lalu.
Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta menilai semakin terlatih dan profesional pelaku, maka akan semakin minim jejak yang ditinggalkan. Hal tersebut menyebabkan kasus ini tergolong lama terungkap.
“Semakin terlatih dan profesional pelaku makan akan samakin minim jejak yang ditinggalkan, ini yang paling menyulitkan karena pengungkapan harus berdasarkan bukti bukan persepsi atau asumsi,” katanya kepada Bisnis, Jumat (27/12/2019).
Seperti diketahui, penyiraman air keras dialami Novel Baswedan pada 11 April 2017. Dia disiram air keras oleh dua orang pengendara motor seusai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan, tidak jauh dari rumahnya yang berlokasi di Kepala Gading, Jakarta Utara.
Hampir tiga tahun berselang, kasus ini mulai mendapat titik terang dengan penangkapan dua pelaku tersebut. Namun Polisi masih belum mengungkapkan baik motif pelaku maupun kemungkinan serta adanya aktor kuat dibalik aksi tersebut.
Namun begitu, dirinya menyebut pengungkapan kali ini sebagai bukti bahwa Polri serius mengungkap kasus ini. Sehingga masyarakat patut juga perlu memberikan apresiasi.
“Ini bukti bahwa Polri serius dalam mengungkap kasus NB. Harus diapresiasi. Namun yang lebih penting lagi adalah mengungkap juga motif dan aktor yang terlibat sehingga kasus tersebut tidak terjadi lagi,” ujarnya.