Bisnis.com, JAKARTA – Setiap anak berhak menggapai cita-cita yang mereka inginkan. Keterbatasan ekonomi bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk berjuang mewujudkan impiannya.
Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengatakan bahwa pemerintah harus mendukung semangat anak-anak untuk terus berprestasi. Sebab, mereka adalah generasi muda yang akan membawa perubahan dalam kehidupan keluarganya.
"Jadi pemerintah tidak hanya sekedar menyusun program kerja atau program sosial, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kemiskinan itu tidak ditransfer ke generasi berikutnya,” katanya.
Kementerian Sosial melalui Program Keluarga Harapan terus mendorong generasi muda untuk berjuang mencapai impiannya.
Salah satu siswa yang berhasil mengukir prestasi di tengah keterbatasan keluarganya adalah Misnawati (14 tahun), siswi SMKN 1 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang berhasil meraih juara III Olimpiade Sains Mata Pelajaran Matematika Tingkat Kabupaten HSS Tahun 2019.
Banyak orang yang awalnya mencemooh Misnawati saat dia memutuskan untuk bersekolah, di tengah kondisi keluarga yang pas-pasan. Sehari-hari dia menghabiskan waktu di luar jam sekolah untuk menjaga adik-adiknya dan membantu ibunya berjualan kue keliling, sedangkan ayah dan kakanya merawat bebek di kandang.
“Banyak orang bilang buat apa sekolah. Apa iya bisa sukses. Bagaimana mau buat bayar sekolah, kondisi orang tua kan pas-pasan [ekonominya]," ujar anak ketiga dari enam bersaudara ini.
Namun, kondisi ekonomi yang pas-pasan bukan halangan untuk beprestasi. Cemoohan orang atas pilihannya untuk terus bersekolah justru menjadi penyemangat diri.
"Alhamdulillah ada PKH, jadi keperluan untuk sekolah bisa mengambil dari uang itu. Hasil jualan kue untuk kebutuhan makan sehari-hari," ucapnya.
Selain itu, ada pula Annisa, siswi kelas 12 SMKN 1 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mengukir prestasi di bidang seni tari. Meski awalnya sempat ditentang oleh keluarga dan orang tua karena menari dinggap tidak dapat membuat sukses, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus menari. Sederet prestasi di bidang tari pun berhasil diukirnya.
Riyadi Saputra (14) juga merupakan contoh anak dari keluarga kurang mampu yang melawan keterbasatannya. Riyadi bersama tim keseniannya berhasil menjadi juara dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
Dia kemudian melanjutkan prestasinya menjadi wakil Kalsel dalam kejuaraan serupa di tingkat nasional.
Ketiganya berasal dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Atas prestasi yang berhasil mereka ukir, ketiga siswa-siswi berprestasi tersebut mendapatkan penghargaan dari Kementerian Sosial dalam seremonial penyambutan Tim Ekspedisi Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) Lintas Banua Bergerak, Etape Ketiga, di Lapangan HSS.
Piagam penghargaan dan hadiah berupa uang tabungan diserahkan oleh Menteri Sosial Juliari Batubara melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Nurul Farijati disaksikan Gubernur Kalimatan Selatan Sahbirin Noor dan Bupati HSS Achmad Fikry.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Kabupaten HSS Arin Ika Puspitaningsih (39) mengatakan dalam dua tahun terakhir siswa-siswi SMKN 1 Kandangan terus menorerkan prestasi sebagai wakil Provinsi Kalsel dalam ajang FLS2N ke tingkat nasional. Annisa adalah salah satu dari tim yang berangkat ke festival tingkat nasional tersebut.
"Untuk kesenian tari, anak-anak HSS memang sangat menonjol. Beberapa tahun ini dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK selalu berhasil mewakili Kalsel ke tingkat nasional," tuturnya bangga.