Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan mengunjungi China pekan depan untuk menghadiri KTT Jepang di tengah meningkatnya ketegangan terkait pembicaraan denuklirisasi yang terhenti antara Korea Utara dan Amerika Serikat.
Dilansir Reuters, juru bicara Moon, Ko Min-jung mengatakan pada sebuah pengarahan singkat bahwa presiden dijadwalkan tiba di China pada 23 Desember, sehari sebelum pertemuan trilateral yang direncanakan di kota barat daya Chengdu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Para pemimpin akan meninjau situasi terakhir di semenanjung dan membahas cara-cara untuk meningkatkan kerja sama tiga arah untuk mencapai denuklirisasi dan perdamaian permanen, kata Ko.
Moon juga diperkirakan akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Abe dan juga Presiden China Xi Jinping selama perjalanan itu.
Pertemuan itu terjadi di tengah perang kata-kata yang telah terjadi beberapa hari terakhir antara Korut dan AS menjelang batas waktu akhir tahun yang ditetapkan oleh Pyongyang bagi Washington untuk melunakkan sikapnya dalam negosiasi.
Korut juga telah melakukan serangkaian uji coba senjata, termasuk uji coba di lokasi peluncuran rudal pada hari Minggu.
Moon akan berusaha untuk berkonsultasi dengan Xi mengenai perkembangan terbaru ini ketika Korsel melihat China sebagai alat dalam menghidupkan kembali perundingan nuklir karena statusnya sebagai sekutu lama Korut, kata para pejabat di Seoul.
"Kami mengamati dengan cermat berbagai keadaan terkait yang terjadi antara Korut dan AS, dan kami sangat berhati-hati dalam memprediksi masa depan," kata seorang pejabat di kantor Moon kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Selasa (10/12/2019).
Ketiga negara telah sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak setiap tahun untuk mendorong kerja sama regional mulai tahun 2008. Namun inisiatif itu sering kali dirundung permusuhan bilateral, termasuk antara China dan Jepang.
Sejak pertemuan terakhir pada tahun 2016, hubungan antara Seoul dan Beijing menjadi renggang terkait sistem anti-rudal AS yang terpasang di Korsel, sementara hubungan Korsel dengan Jepang merosot ke level terendah dalam beberapa dekade di tengah percekcokan sengit atas sejarah dan perdagangan.
Meskipun ada ketegangan, Korsel membuat keputusan di menit terakhir untuk mempertahankan kesepakatan berbagi intelijen kunci dengan Tokyo bulan lalu.
Korsel dan China sepakat pekan lalu untuk memperluas pertukaran diplomatik dan budaya untuk "sepenuhnya menormalisasi" hubungan.