Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Kekerasan Seksual, Perempuan India Ramai-Ramai Latihan Karate

Jumlah perempuan yang mencari kelas bela diri di India kini mengalami peningkatan sehubungan dengan tingkat kekerasan seksual di negara tersebut yang selama ini membuat perempuan dan anak-anak menjadi korban.
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak/Antara
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah perempuan yang mencari kelas bela diri di India kini mengalami peningkatan sehubungan dengan tingkat kekerasan seksual di negara tersebut yang selama ini membuat perempuan dan anak-anak menjadi korban.

Seorang guru karate di India, Monimala Halder, pada masa remajanya menggunakan olahraga tersebut untuk tujuan kebugaran. Tapi beberapa bulan yang lalu, dia dan saudara perempuannya memakai keterampilan bela diri untuk menangkis serangan dua orang laki-laki di atas sepeda motor yang mencoba melakukan kekerasan seksual.

“Saya menangkap si pembonceng tepat ketika mereka ingin menyentuh kami dan kami memukulinya,” kata perempuan berusia 35 tahun itu, seperti dikutip Reuters, Senin (9/12/2019).

India memperkuat undang-undang tentang kekerasan seksual setelah pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita pada tahun 2012 di sebuah bus di Delhi yang membuat kemarahan publik meluap.

Jumlah kasus pemerkosaan yang dilaporkan di India meningkat 31% dari 2012 hingga 2017. Pertumbuhan tersebut dinilai lebih didorong faktor naiknya kesadaran publik yang semakin tinggi (untuk melaporkan kasus yang dialaminya).

Akan tetapi, gelombang baru serangan kejatahan seksual telah memicu kemarahan baru wanita di seluruh India yang mencari berbagai macam cara untuk melawan, mulai dari belajar bela diri hingga menggunakan semprotan merica.

Lebih dari 100 orang perempuan hadir dalam dua kamp pelatihan yang dilakukan secara terpisah di kota Kolkata pada Minggu (8/12) untuk mempelajari teknik bela diri. Selain itu berbagai kamp-kamp pelatihan juga dibentuk oleh volunteer di bagian lain negara tersebut.

“Saya telah belajar bagaimana mempertahankan diri menggunakan barang- barang sehari-hari, seperti tas tangan atau syal, dan juga bagaimana kita dapat menggunakan lutut untuk melindungi diri sendiri,” kata Anita Roy, 32 tahun, yang hadir di salah satu kamp pelatihan di Kolkata.

Di sebelah utara Kota Faridabad, Akanksha Kathuria, yang memiliki anak perempuan kembar berusia enam tahun, mengatakan dia berusaha mendirikan kelas bela diri setelah membaca tentang kasus Hyderabad dan seorang wanita di Unnao, di negara bagian utara Uttar Pradesh, yang meninggal dunia pekan lalu setelah diduga dibakar oleh pemerkosa.

Sebelumnya, seorang dokter hewan berusia 27 tahun ditemukan meninggal dunia di bagian selatan kota Hyderabad. Pada Jumat lalu, polisi menembak mati empat pria yang diduga memperkosa dan membunuh dokter tersebyt.

“Saya seharusnya tidak perlu membesarkan anak perempuan dengan ketakutan terus menerus tentang sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi kepada mereka,” katanya.

Para ahli bela diri di India mengatakan hanya sebagian kecil dari lebih dari 650 juta wanita di India yang memiliki akses ke kelas-kelas bela diri. Kamp pelatihan pada umumnya hanya bisa diakses oleh yang tinggal di kota.

“Setiap kali ada insiden besar, kami melihat ada lonjakan permintaan,” kata Ritesh Reddy, pengajar bela diri di pusat teknologi di Bengaluru. “Tapi tantangannya adalah belajar bela diri perlu komitmen.”

Bukan hanya kelas pertahanan diri yang mengalami kenaikan popularitas. Amazon India juga melaporkan kenaikan penjualan semprotan merica hingga delapan kali setelah adanya kasus pemerkosaan dokter hewan di Hyderabad.

Semprotan merica yang masuk dalam item “keselamatan dan keamanan” yang paling laris di India. “Kami kehabisan persediaan dalam empat hingga lima hari ini,” kata Rana Singh, pemilik Aax Global yang berbasis di Bengaluru, yang membuat semprotan merica dengan merk Cobra.

Di negara bagian Uttar Pradesh, tempat lebih dari 4.200 kasus pemerkosaan pada 2017– yang paling banyak terjadi di negara India –para korban telah membentuk organisasi Brigade Merah yang bertujuan memberdayakan perempuan.

“Hampir tidak ada sekolah di Lucknow yang belum kami berikan pelatihan,” kata pendiri Brigade Merah, Usha Vishwakarma.

Protes terus berlanjut di seluruh India sejak kematian kedua korban di Hyderabad dan Unnao. Kasus pemerkosaan di India kini dinilai sebagai sebuah masalah endemik yang harus segera dihentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper