Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Huawei Beri Bonus US$286 juta untuk Para Pekerjanya

Hadiah tersebut akan diberikan kepada karyawan yang telah bekerja membantu perusahaan mengatasi tantangan yang diakibatkan oleh daftar hitam (blacklisting) perdagangan Amerika Serikat.
Logo perusahaan Huawei tampak di mal di Shanghai, China, 3 Juni 2019, /REUTERS
Logo perusahaan Huawei tampak di mal di Shanghai, China, 3 Juni 2019, /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa telekomunikasi China Huawei Technologies mengungkapkan bahwa pihaknya akan membagikan 2 miliar yuan atau senilai US$286 juta dalam bentuk hadiah tunai.

Hadiah tersebut akan diberikan kepada karyawan yang telah bekerja membantu perusahaan mengatasi tantangan yang diakibatkan oleh daftar hitam (blacklisting) perdagangan Amerika Serikat.

Dilansir melalui Reuters, penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia mengatakan telah berusaha mencari alternatif terhadap perangkat keras AS setelah Washington melarangnya melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan Amerika pada Mei, mengganggu aksesnya kepada sumber-sumber utama.

Departemen Sumber Daya Manusia Huawei menyampaikan bahwa hadiah tunai ini adalah pengakuan atas kerja keras dalam menghadapi tekanan AS.
"Perusahaan juga akan melipatgandakan gaji bulan ini untuk hampir seluruh 190.000 pekerja," ujar juru bicara Huawei, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (12/11/2019).

Penghargaan tersebut kemungkinan akan diberikan kepada tim penelitian dan pengembangan, dan mereka yang bekerja untuk mengalihkan rantai pasokan perusahaan dari Amerika Serikat.

Rincian rencana Huawei pertama kali dilaporkan oleh South China Morning Post, pada hari yang sama.

Sebagian besar pejabat di Washington percaya bahwa peralatan Huawei, termasuk yang terkait pada jaringan 5G-nya, memiliki risiko keamanan, karena perusahaan itu diduga memiliki hubungan dekat dengan pemerintah China.

Huawei membantah tudingan bahwa pemerintah China memiliki peran dalam operasional perusahaannya.

Meskipun AS telah memberikan penangguhan hukuman, Huawei terus berupaya mencari alternatif pemasok bahan baku, setelah melihat dampak saksi Washington yang melumpuhkan bisnis saingannya, ZTE Corp.

Huawei merupakan pembuat smartphone terbesar kedua di dunia dan lonjakan pengiriman perangkat tersebut telah meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 27% pada kuartal ketiga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper