Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Huawei Technologies Co. Ren Zhengfei mengatakan belum ada pembicaraan langsung dengan perusahaan di AS sejak menawarkan untuk melisensikan portofolio jaringan generasi kelima Huawei.
Komentarnya bertentangan dengan laporan sebelumnya bahwa raksasa peralatan telekomunikasi China sedang dalam pembicaraan dengan calon pembeli untuk melakukan penjualan.
"Tidak ada perusahaan AS yang berbicara kepada kami," kata Ren pada panel di Shenzhen yang dimoderatori oleh Bloomberg Television.
"Karena ini adalah keputusan yang sangat besar dan sulit untuk dibuat, perusahaan besar perlu mempertimbangkannya dengan serius," katanya.
Ia menambahkan, jika ada pembeli, maka Huawei dapat menunjuk bank investasi tertentu untuk memfasilitasi kesepakatan.
Pada bulan September, Ren mengatakan Huawei siap untuk melisensikan teknologi 5G-nya, termasuk desain chip, perangkat keras, dan source code, untuk satu lisensi tunggal. Dipilihnya perusahaan AS karena Eropa telah menjadi rumah bagi pesaing perusahaan seperti Nokia Oyj dan Ericsson AB dan tidak memerlukan bantuan untuk bersaing, tambahnya.
Baca Juga
Huawei, yang dituduh oleh pemerintahan Donald Trump membantu Beijing untuk menjadi mata-mata saat menjadi ujung tombak ambisi China menjadi negara adidaya dalam teknologi, sedang berusaha untuk merebut kembali bisnis dan menopang kepercayaan pada produk-produknya.
Produsen smartphone terbesar kedua di dunia itu memperkirakan pengiriman smartphone tahun 2019 melonjak sebanyak 21 persen menjadi 250 juta unit, dan masih akan tumbuh hingga 20 persen tahun depan, bahkan jika perangkat lunak Google terbaru tidak lagi tersemat di dalamnya.
President of corporate strategy Huawei Technologies Co. Will Zhang, mengatakan sebagai produsen smartphone terbesar di dunia setelah Samsung Electronics Co. perusahaan dapat mengandalkan pasar dalam negeri yang besar dan perangkat lunak internal untuk menjaga agar divisi ini tetap berjalan.
“Sumber bahan baku perangkat keras untuk pembuatan smartphone tidak menjadi masalah karena ketersediaan pasokan global,” katanya seperti dikutip Bloomberg.