Bisnis.com, JAKARTA -- Rasa bangga sebagai bangsa Indonesia terus menebal di dalam diri anak negeri ini, melampaui identifikasi diri sebagai bagian dari kelompok agama atau etnis tertentu.
Sebanyak 66,4% masyarakat menyatakan lebih suka menganggap dirinya sebagai warga negara Indonesia. Angka itu lebih tinggi dari 19,1% masyarakat yang mengidentifikasi dirinya sebagai umat agama tertentu atau 11,9% warga yang lebih suka mendudukkan diri sebagai bagian etnis atau suku tertentu.
Fakta tersebut ditemukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) ketika mewawancarai 1.550 responden yang mewakili seluruh populasi negeri ini. Jajak pendapat berlangsung sepanjang 8-17 September 2019.
"Identitas nasional atau nasionalisme warga Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan dengan identitas keagamaan dan kesukuan," tulis LSI dalam dokumen hasil surveinya yang dirilis di Jakarta, Minggu (3/11/2019).
Keunggulan identitas kebangsaan dari jati diri agama dan etnis telah direkam LSI sejak 2017. Namun, dalam 3 tahun terakhir persentasenya naik cukup drastis.
Pada 2017, hanya 58,5% responden yang lebih suka mengidentifikasi diri sebagai warga Indonesia, sisanya 25,8% dan 12,5% berturut-turut lebih membanggakan identitas agama dan etnisnya.
Setahun berselang, tingkat kebanggaan atas jati diri kebangsaan melonjak menjadi 61,4%. Sebaliknya, identifikasi agama dan etnis menjadi masing-masing 22,7% dan 13,4%.
"Selama 3 tahun terakhir telah terjadi tren penguatan identitas kebangsaan yang dibarengi dengan pelemahan identitas keagamaan dan kesukuan," tulis LSI.
Responden dalam survei LSI adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu alias berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Marjin kesalahan survei +/-2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.