Bisnis.com, JAKARTA - Tim Teknis bentukan Mantan Kapolri Tito Karnavian diberikan tenggat waktu selama tiga bulan sejak Juli 2019 oleh Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Namun, sudah tiga bulan berlalu, tim teknis masih belum mengungkap siapa dalang dibalik butanya mata kiri Novel. Kasus ini pun masih belum selesai.
Novel pun angkat bicara. Menurut dia tak selesainya kasus ini sama saja tidak menghiraukan perintah Presiden. Pasalnya, kata Novel, setidaknya sudah tiga kali presiden memerintahkan institusi Polri untuk menyelesaikan kasus ini.
"Saya pikir polri enggak boleh begitu, harus hiraukan perintah presiden, [jika] enggak dilaksanakan, siapa lagi," kata Novel di Universitas Negeri Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Novel menyatakan sejak empat bulan pasca-penyerangan terhadap dirinya, dia merekomendasikan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Namun, presiden, kata Novel saat itu memilih untuk mempercayakan dulu ke institusi Polri terkait pengungkapan kasus ini.
"Perlu ada apa namanya TGPF, saya katakan itu empat bulan setelah kejadian dan kemudian presiden mengatakan bahwa kita percayakan dulu ke Polri dan Polri untuk segera menyelesaikan," ujar Novel.
Di sisi lain Novel mengaku sudah ikhlas terhadap apa yang menimpa dirinya. Dia juga sudah memaafkan pelaku yang menyiram air keras ke dirinya.
Namun, memaafkan bukan berarti diam. Menurutnya, jika diam maka sama saja dengan berkontribusi untuk pelaku melakukan tindakan penganiayaan ke orang lain.
"Maka saya tidak akan pernah diam akan tetap protes dan konsisten untuk melawan bahwa orang-orang yang berjuang memberantas korupsi itu nggak boleh diserang nggak boleh diganggu," ungkap Novel.
Perlu diketahui, Novel diserang oleh orang tidak dikenal pada April 2017 silam. Wajahnya disiram air keras, akibatnya penglihatannya bermasalah.
Sudah hampir 2,5 tahun kasus ini berjalan, namun pelaku dan dalang dibalik penyerangan itu tak kunjung terungkap.